Kompasianer setuju nggak kalo Philipp Lahm kita sebut sebagai pemain istimewa? Ia satu-satunya pemain yang tampil di tiga Piala Dunia pada tiga posisi berbeda.
Pada PD 2006 di hadapan publik tuan rumah, Lahm dipercaya sebagai bek kiri oleh pelatih Jurgen Klinsmann. Empat tahun kemudian, di PD Afrika Selatan 2010, Lahm dikembalikan ke posisi naturalnya, bek kanan. Dan kini di Brasil 2014, pemain berusia 30 tahun itu berganti peran menjadi gelandang.
Dalam tiga pertandingan di Grup G, Lahm digaransi dapat satu tempat di lini tengah. Justru Sami Khedira dan Bastian Schweinsteiger yang secara bergiliran diparkir di bench. Saat menghadapi Aljazair di 16 besar, Lahm kembali mengawali laga sebagai gelandang bertahan. Namun, cedera yang menimpa Skhodran Mustafi memaksa Loew menggeser Lahm ke posisi aslinya di kanan pertahanan. Khedira masuk menggantikan Mustafi dan berduet dengan Schweinsteiger.
Banyak pengamat yang menilai permainan Jerman menjadi lebih hidup setelah Lahm bergeser. Lini tengah juga seperti mendapat tambahan tenaga dengan masuknya Khedira. Kendati banyak dikritik, Loew bergeming dengan keputusannya. “Jika kami memiliki problem di sektor kanan, saya baru akan bilang ‘Ya, kami membutuhkan Lahm’. Ia adalah sosok yang bisa menaikkan intensitas serangan tim. Namun, itu hanyalah skenario dadakan,” ungkap Loew.
Argumentasi Loew cukup beralasan. Terlebih, musim lalu pun Lahm lebih banyak diturunkan sebagai holding midfielder oleh Josep Guardiola di Bayern Muenchen. Formasi 4-3-3 yang kerap diperagakan Der Panzer juga bisa berubah menjadi 4-1-4-1 di lapangan, dengan menempatkan Lahm sebagai jangkar sendirian.
Keberadaan Lahm di posisi itu membuat Loew tenang. Di Euro 2012, Jerman sering kali keteteran saat mendapat serangan karena pergerakan Khedira yang cenderung ke kiri depan meninggalkan lubang di tengah. Kini, Kroos dan Khedira bisa leluasa bergerak karena tugasmenyapu serangan lawan diemban oleh Sang Kapten. Sementara itu, ketika dua gelandang tengah itu buntu, Lahm bisa mengambil alih peran playmaker karena di posisi barunya ia bisa membaca alur permainan dengan lebih baik.
Pertimbangan lain yang membuat Loew bersikukuh adalah soal kecepatan Lahm yang sudah tidak sama dengan delapan tahun lalu. Padahal, fullback harus selalu siap diajak adusprint. Hal ini diamini legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer. “Kami semestinya senang memiliki pemain dengan fleksibilitas tinggi seperti Lahm. Mengembalikan Lahm ke belakang hanya akan membuat tim menerima lebih banyak ancaman dari sisi kanan,” kata Beckenbauer kepada Bild.
Well, di manapun Lahm dimainkan ia pasti memberikan yang terbaik untuk Jerman. Bisa dibilang Lahm adalah perpaduan sempurna antara Gary Neville sebagai bek kanan dan Xavi Hernandez selaku penghubung lini belakang dengan depan. Semoga Tim Panser terus melaju hingga ke final dan jadi juara. Deutschland Uber Alles.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H