Lihat ke Halaman Asli

Optimis Berdasarkan Sugesti

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita pahit melanda di kehidupanku. Ternyata kelas 3 SMA tidak semudah yang kubayangkan.

Nilaiku terpelosok jauh ketika pembagian rapot tengah semester. Sungguh hati ini sangat teriris,

melihat peringkatku adalah 37 dari 40 siswa.


Pikiran ini semakin tak terkendali karena merasa beban yang kupikul cukup berat.

Keinginanku ingin diterima di universitas ternama dengan program sarjana reguler.

Aku ingin sekali membahagiakan orang tuaku. Melihat nilai tersebut, rasanya sia-

sia saja untuk mencapai keinginanku. Ditambah aku merasa iri dengan teman yang

ikut try out di berbagai lembaga, mendapatkan kemudahan cara belajar cepat di

bimbel, dan merasa lebih bisa ketika di sekolah.

Rasa optimis itu masih ada, dengan inisiatif aku membeli buku soal di toko buku.

Aku mengerjakan setiap pulang sekolah hingga jam sembilan malam. Berbekal pembahasan

yang ada di buku kupelajari hingga mengerti.




Ujian mandiri seleksi perguruan tinggi yang kuincar tiba. Aku sangat tidak yakin

dengan jawaban yang kupilih. Waktu terus berlalu, karena sudah usaha maka yang

kupikirkan pasrah.


PENGUMUMAN tiba.

Aaaaak tidak sabar dan sangat gugup. Hari itu hari Sabtu, sehabis

sholat subuh aku berdoa sangat khusyuk. Perlahan kubukan pengumuman, “Mohon maaf

anda gagal dalam seleksi perguruan tinggi”. Sedih, tersayat, campur semua rasa itu.

Mencoba berlega hati, masih ada ujian seluruh provinsi.

Aku tetap giat belajar supaya masih ada harapan. Ujian yang dinamakan SNMPTN kucoba

kembali. Ketika pengumuman tiba, sebelumnya aku buka facebook. Status teman-

teman begitu bangga karena keterima di perguruan tinggi yang diinginkan.

Aku mencoba berbesar hati untuk tidak mengharapkan diterima. Perlahan-

lahan dan sudah begitu ikhlasnya, aku membuka pengumuman di website.

Kalimat yang pertama aku lihat, “Selamat kamu diterima di . . . Jurusan . . .. Alhamdulillah,

aku sangat bersyukur sekali.

Usaha dan doaku tidak sia-sia.

“Sekeras apa pun kita berusaha maka akan berbanding lurus dengan hasil.”

“Kejarlah impianmu dan tetap cobalah ikhlas.”

"Menyonsong harapan adalah luar biasa dengan pantang menyerah."

"Syukuri kemudian bersabarlah dengan berdoa."


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline