Cuaca hari ini sangat sulit untuk diprediksi. Padahal siang tadi masih cerah, tetapi awan hitam sudah memenuhi langit sore. Sebentar lagi akan hujan. Ya, akhirnya air-air dari langit itu pun jatuh juga.
Langkah dari gadis SMA itu ia percepat agar bisa menjauh dari gerombolan-gerombolan air yang berjatuhan. Namun, tetap saja ia sudah basah kuyup. Gadis itu berteduh di pinggir jalan, di depan toko roti yang ada tulisan close di belakang pintunya.
Gadis itu merasa kedinginan. Ia terus mengusap-usap telapak tangannya dan berharap hujan segara reda. Namun, hujan itu jadi semakin deras setelah ia meminta doa tadi.
"Yaaah ...," keluhnya sambil memandang jalanan yang digenangi air.
"Hujannya makin deres, ya?"
Sontak, gadis itu terperanjat saat mendengar ucapan yang tiba-tiba itu. Ia pun menoleh ke samping menatap laki-laki yang bertanya kepadanya barusan.
"Hai, Meza!"
"Bikin kaget aja, sih, Dan!" gadis itu memukul lengan Fardan dengan keras.
"Sakit, Za!"
"Kamu tuh, ya, kalo aku jantungan gimana?" ucap Meza dengan nada tinggi.