Lihat ke Halaman Asli

Dampak E-commerce terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia di Masa Pandemi

Diperbarui: 16 Juli 2021   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhir-akhir ini, istilah belanja online sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Kehidupan yang belum berjalan normal karena masih merebaknya virus Covid-19, membuat sebagian masyarakat memilih untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui belanja online. Meningkatnya keinginan masyarakat terhadap sesuatu yang praktis, cepat, dan mudah ini membuat e-commerce saat ini sangat populer.

E-commerce adalah perdagangan produk-produk atau jasa dengan menggunakan jaringan komputer, khususnya memanfaatkan teknologi Internet (Pradana, 2015). Sebelum pandemi berlangsung, belanja online ini pun sudah diminati oleh banyak masyarakat dan memberi dampak positif bagi perekonomian Indonesia, apalagi di masa pandemi ini, kegiatan ini semakin menarik perhatian banyak orang. Bayangkan saja, masyarakat dapat mendapatkan hal yang mereka inginkan tanpa harus datang ke toko dan melakukan kontak langsung dengan orang lain. Hal ini merupakan salah satu upaya mengurangi penyebaran virus Covid-19.

Perekonomian Indonesia melemah di beberapa sektor, namun ada sektor yang memberi peningkatan terhadap perekonomian Indonesia salah satunya e-commerce. E-commerce dibagi menjadi beberapa jenis, ada Perusahaan yang menggunakan E-commerce dalam berbagai tingkatan. Ada yang sekedar menggunakan e-mail untuk bagian tertentu, misal: hanya diterapkan di bagian penjualan, tapi ada juga yang menggunakan halaman web untuk menampilkan profil perusahaan dan produknya (Achjari, 2000). dan yang paling populer saat ini yaitu dengan menggunakan aplikasi. Aplikasi ini layaknya pasar namun online, di dalamnya terdapat penjual dan pembeli. Pembeli bisa memilih barang-barang yang ada pada toko si penjual berupa gambar maupun video.

E-commerce ini memiliki banyak peran bagi para konsumen, pelaku bisnis, maupun pemerintah. Peran untuk konsumen yang pertama e-commerce efisien karena bisa diakses di mana saja dan kapan saja, di rumah, di kantor, sambil makan, bahkan sambil rebahan. Yang kedua, banyak promo dan diskon menarik yang ditawarkan beberapa perusahaan seperti gratis ongkir, flash sale, dan cashback. Yang ketiga Jangkauannya luas, e-commerce memungkinkan transaksi terjadi lintas budaya dan negara. Tentu saja hal ini akan mengurangi biaya jika dibandingkan menggunakan bisnis dengan konsep tradisional, konsumen tidak perlu repot-repot berkunjung ke luar negeri untuk membeli barang yang ia inginkan. Di bawah ini merupakan grafik pengguna jejaring sosial network sebagai bisnis online e-commerce dari tahun 2017 sampai tahun 2021.

Sesuai dengan grafik di atas, bahwa pada tahun 2020 meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yang di mana tahun 2020 ini adalah awal mula pandemi. Dengan adanya PSBB, membuat masyarakat bergantung kepada e-commerce untuk memenuhi kebutuhannya. Pebisnis offline terpaksa harus memutar otak agar usahanya terus berlanjut. E-commerce menjadi solusi bagi pebisnis offline untuk tetap berbisnis tanpa harus memikirkan protokol kesehatan.. Banyak usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) yang beralih ke e-commerce dengan berjualan online pertama kalinya. Meskipun demikian, cara ini efektif meningkatkan penjualan dari sebelumnya (Ayu & Lahmi, 2020). 

E-commerce ini juga menarik para investor untuk berinvestasi di perusahaan e-commerce sehingga pelaku usaha dapat meningkatkan skala bisnisnya. E-commerce dinilai memiliki prospek yang bagus di masa mendatang jika dilihat dari kemajuan iptek yang sangat pesat. Selain peran bagi para konsumen dan pelaku bisnis, e-commerce juga memiliki peran bagi pemerintah, contohnya dengan diberlakukannya pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10% akan dikenakan atas barang dan jasa yang dijual melalui platform online asing yang tidak memiliki keberadaan fisik di Indonesia. Hal ini memberi keuntungan bagi kas Indonesia sehingga E-commerce meningkatkan pertumbuhan nasional. Pertumbuhan pasar e-commerce di Indonesia diprediksi mencapai US$ 21,2 miliar dengan tingkat pertumbuhan CAGR 37,4% untuk mencapai US$ 104 miliar di tahun 2022 menurut data Research and Market.

Berdasarkan analisis diatas, kita dapat simpulkan bahwa peran e-commerce ini sangat besar terhadap perekonomian Indonesia terutama di masa pandemi. E-commerce merupakan sarana untuk memperbaiki perekonomian Indonesia karena berbagai pendapatan negara sedang menurun di sektor lain. Selain itu, kita dapat membantu pengusaha kecil untuk tetap bisa menyambung hidupnya lewat bisnis online-nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline