Pertumbuhan ekonomi Indonesia baru-baru ini terpukul dan rupiah terdepresiasi. Ini meningkatkan harga barang kebutuhuan naik. Hal ini tidak hanya meningkat pada barang kebutuhan saja, tetapi juga meningkatkan biaya transportasi.
Banyak yang mengeluh karena kenaikan harga tidak mengimbangi batas UMR/UMP yang harus dinaikkan pemerintah. Kelemahan yang terus-menerus memperumit perencanaan bisnis dan mengganggu perhitungan biaya produksi. Untuk itu, sulit dan tidak pasti untuk menghitung harga jual produk yang menggunakan bahan impor. Selain itu, strategi investasi yang ditempuh masyarakat juga dipengaruhi oleh pelemehan rupiah. Bahkan, beberapa instrument investasi ditentukan oleh rupiah.
Secara umum, melemahnya nilai rupiah terhadap dollar AS disebabkan oleh permintaan rupiah yang jauh lebih rendah atau menurun dibandingkan dollar AS atau euro. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi permintaan dollar di tingkat nasional. Sementara itu, diperlukan upaya untuk mendorong kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan pasokan dollar.
Ada beberapa penyebab yang membuat rupiah melemah dikarenakan nilai tukar dipengaruhi oleh kondisi penawaran dan permintaan mata uang tersebut. ketika permintaan meningkat, penawaran tetap atau menurun maka nilai tukar akan meningkat. Di sisi lain, Ketika penawaran jumlah uang beredar meningkat, dan permintaannya menurun maka nilai tukar uang itu akan menurun.
Apa penyebab rupiah melemah?
Ada Factor-faktor yang menyebabkan rupiah melemah yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu factor internal dan factor eksternal. Penyebab rupiah melemah pada factor internal yaitu nilai tukar rupiah melemah karena sebagian besar investasi portofolio asing di Indonesia ditutup. Karena investor asing telah menukar rupiah dengan mata uang utama dunia yaitu dollar AS, agar bisa diputar dan berinvestasi di negara lain.
Yang berarti pasokan mata uang rupiah akan meningkat. peristiwa tersebut simetris dengan tren turun IHSG dan tren turun rupiah. dan juga kebijakan fiskal nasional terkait dengan utang. Rupiah yang melemah tidak hanya akan menaikkan harga barang impor, tetapi akan berdampak juga kepada utang luar negeri akibat utang valas yang sebagian tidak bersifat hedging.
Faktanya, tidak banyak produsen asing yang membuat produk dari bahan-bahan Indonesia, mengetahui bahwa produk dalam negeri tidak kalah bagusnya dengan produk luar negeri. Apabila impor yag terus meningkat, perekonomian akan melemah dan nilai tukar rupiah akan terus menurun, Ketika ini terjadi, situasi keuangan Indonesia terguncang, dan masyarakat pasti mengeluh dan menyalahkan pemerintah karena masih mengkonsumsi produk yang diproduksi di luar negeri. Survei menemukan bahwa konsumsi barang impor yang diproduksi di luar negeri telah meningkat selama enam tahun terakhir, yang membuat keadaan neraca keuangan negara tetap lesu atau tertekan.
Selanjutnya penyebab melemahnya rupiah pada factor eksternal yaitu rupiah melemah karena menguatnya ekonomi Amerika Serikat atau AS. Kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat memunculkan spekulasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan segera menaikkan suku bunga. Di sisi lain Jepang, China dan Eropa membutuhkan dukungan kebijakan moneter untuk menghindari resesi.
Atau suku bunga di Amerika Serikat cenderung naik sedangkan suku bunga di negara lain cenderung tetap atau turun. Suku bunga AS yang tinggi telah mengalirkan dana ke aset dolar Amerika Serikat (tidak termasuk saham dan obligasi). Selain itu, dalam menghadapi kekhawatiran bahwa ekonomi global terus melambat, investor di seluruh dunia telah mencari tempat yang aman untuk investasi mereka.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar dapat terjadi kapan saja dan tidak dapat diprediksi. Dengan kata lain, daya beli bisa turun sewaktu-waktu. Menabung cukup teratur selagi masih memiliki penghasilan yang cukup dengan konsisten.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H