Spektrofotometri Fourier Transform Infrared (FTIR) adalah teknik spektroskopi yang mengukur absorbansi cahaya inframerah oleh suatu sampel untuk menganalisis struktur kimianya. Spektrofotometri FTIR didasarkan pada prinsip bahwa molekul-molekul menyerap cahaya inframerah pada panjang gelombang tertentu, yang menyebabkan ikatan kimia dalam molekul tersebut bergetar dengan cara yang unik.
Tahapan dan Prinsip Kerja FTIR
1.Sumber Cahaya Inframerah
Proses dimulai dengan sebuah sumber cahaya inframerah yang memancarkan radiasi inframerah dengan spektrum panjang gelombang yang luas (biasanya antara 4000 cm hingga 400 cm). Radiasi ini melewati interferometer sebelum mencapai sampel.
2.Interferometer Michelson
Salah satu komponen penting dalam spektrofotometri FTIR adalah interferometer Michelson. Interferometer ini bekerja dengan membagi sinar inframerah menjadi dua sinar menggunakan beam splitter. Salah satu sinar dipantulkan ke cermin tetap, sementara sinar lainnya dipantulkan ke cermin yang bergerak. Ketika kedua sinar ini dipantulkan kembali dan digabungkan, mereka mengalami interferensi, yang membentuk interferogram (sinyal intensitas yang bervariasi dengan waktu).
3. Sampel
Setelah interferogram terbentuk, radiasi inframerah diarahkan ke sampel. Sampel bisa berbentuk padatan, cairan, atau gas. Ketika radiasi inframerah melewati sampel, molekul-molekul di dalam sampel menyerap sebagian dari radiasi inframerah tersebut pada frekuensi tertentu, sesuai dengan getaran ikatan kimia dalam molekulnya.
4.Absorbansi dan Vibrasi Molekul
Radiasi inframerah yang diserap oleh sampel mengakibatkan vibrasi pada molekul, termasuk:
-Vibrasi peregangan (stretching): Ikatan antar atom meregang dan mengerut.