Haruskah Sistem Pendidikan Beradaptasi dengan
Kebutuhan Generasi Digital?
Shelly Octaria Christiani Barus - Kompasiana
Kamis,5 Desember 2024 | 08.38 WIB
BangkaBelitung- Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun peradaban dan mencetak generasi yang cerdas, berdaya saing, dan bermoral. Di era digital saat ini, pendidikan mengalami perubahan yang sangat signifikan. Transformasi digital membawa tantangan sekaligus peluang besar bagi dunia pendidikan, yang menuntut adaptasi dalam berbagai aspek, baik dari segi metode pembelajaran, keterampilan yang diajarkan, hingga peran guru dan siswa. Pendidikan di era digital menjadi semakin penting untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi dunia yang semakin terkoneksi dan berorientasi pada teknologi.
Kemajuan teknologi digital telah merombak cara kita belajar dan mengajar. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kini menjadi bagian integral dari proses pembelajaran di sekolah-sekolah, universitas, dan bahkan di rumah. Pendidikan di era digital tidak lagi terbatas pada ruang kelas fisik; banyak sekolah dan lembaga pendidikan yang mengintegrasikan pembelajaran online melalui platform digital, yang menawarkan fleksibilitas, aksesibilitas, dan kesempatan untuk belajar kapan saja dan di mana saja.
Perkembangan yang cepat di bidang teknologi, akan berdampak pada aspek kultural dan nilai-nilai suatu bangsa. Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan akan melahirkan generasi yang disiplin dan berbeda dengan generasi sebelumnya. Namun, di sisi lain, kompetisi yang ketat juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas bermental "instant". Dengan kata lain, kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi, telah mengakibatkan kemerosotan moral di kalangan peserta didik juga masyarakat pada umumnya.
Di dunia pendidikan, digitalisasi akan mendatangkan kemajuan yang sangat cepat, yakni munculnya beragam sumber belajar dan merebaknya media massa, khususnya internet dan media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampaknya adalah guru/pendidik bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Hasilnya, para siswa bisa menguasai pengetahuan yang belum dikuasai oleh guru. Oleh karena itu, tidak mengherankan pada era digital ini, wibawa guru khususnya dan orang tua pada umumnya di mata siswa merosot.
Pendidikan merupakan instrumen paling serius dan menjadi sorotan utama masing-masing negara. Kemajuan sebuah negara sering kali diukur dari tingkat kualitas pendidikanya. Semisal Filandia, negara ini dalam kurun 10 tahun terakhir mejadi perhatian global karena keberhasilannya merubah dan mentransformasikan konsep dan aplikasi pendidikannya.
Pendidikan yang diselenggarakan diberbagai dunia semula memiliki corak dan karakteristik yang berbeda-beda. Namun seiring perkembangan zaman, perbedaan tersebut semakin lama semakin terkikis. Paling tidak negara-negara berkembang saat ini berlomba-lomba mengejar ketertinggalan dengan negara maju. Adanya effort tersebut telah banyak mempengaruhi model dan pola pendidikan yang dikembangkan oleh negara-negara di seluruh dunia. Dinamika ini dapat dirasakan hingga ke Indonesia, indikasi tersebut dapat dilihat dari diterapkannya berbagai standar pelayanan dalam pendidikan di Indonesia, mulai standar ISO hingga standar-standar yang lainnya.Meskipun era digital menawarkan banyak peluang, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan pendidikan dapat berjalan dengan efektif dan inklusif. Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan di era digital.