Lihat ke Halaman Asli

Aku Rindu Rayuanmu Sayang...

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kring krriiiingggg kriiinnngggg
Waktu menunjukan pukul 06.30
“Yaa hallo”
“Selamat pagi sayang, bangun dan siap-siap yaa”
“Sudah dari tadi. Sudah cepat datang ga pake lama”
“Wah sudah cantik dong Nonna ini. Aku datang nonna tunggu aku”
“Baiklah”
Pagi itu aku masih kesal dengannya karna dia tak menepati janjinya kemarin. Aku bergegas mempersiapkan diri kekampus. Ku siapkan dua sarapan untuk Adnan kekasihku. Rasanya walaupun aku masih kesal aku masih peduli dengannya.
****
Satu jam kemudian.
Tiiiinnnn ttiiinnnn tiiinnnnn
“Bi tolong bukain pintunya yaa”
“baik non” jawab bi ijahh
Adnan pun langsung masuk ke ruang makan “Pagi sayang” sambil mencium keningku dengan paksa.
“Heh apa-apaan si kamu !!” sambil meninju perut Adnan
“Ish sudah cantik ko masih ceberut aja. Nanti cantiknya ilang loh”
“BOOOOOOOODDDDDOOOOO ! Ayo jalan cepat !” jawabku dengan sedikit triak.
“Ehh tunggu sayang, mertua mana ?”
“Udah berangkat, udah cepetan nanti telat” jawabku sambil menarik tangannya keluar rumah
Adnan hanya membalas dengan senyuman.
****
“Sayang ga peluk aku ? Nanti jatoh loh”
“Gaa udah cepet” jawabku jutek
“Sayang serius ga mau pegangan ? Nanti kamu ketingalan dijalan gimana ?”
“Engga akan”
“Yakin sayang ??? Aku ngebut nih ngebut nii” dengan gaya ngomong kaya anak kecil
“Ngebut aja. Tabakin aja sekalian tabakin biar ati” jawabku tak mau kalah dengan nada seperti anak kecil.
“Tabak ni tabak”
“Tabak aja tabak kalo berani”
“Hahaha dasar oon !” sambil menarik tanggan aku dengan paksa
****
Setibanya diparkiran kampus tanpa basa basi aku langsung turun dan nyelonong jalan ke lorong kampus.
“Hey sayang tungguin aku dong” panggil Adnan yang sedang sibuk merapihkan helm.
Aku terus berjalan tanpa menghiraukan Adnan.
Adnan mengejarku dan langsung menarikku ke taman. “Hey cantik keluarkan makanan yang ada di dalam tas mu. Aku laparrrr !”
“Ish aku ga bawa makanan hari ini” jawabku dengan nada jutek
“Sayang kamu masih marah karna kemarin yaa ? Aku minta maaf yaa janji ga ngulangin lagi” sambil mengulurkan jari kelingkinya.
Aku hanya diam tanpa menghiraukannya sama sekali.
“Uuuhhh lucunya pacar akuh kalo lagi ngambek kaya gini” sambil mencubit pipiku.
“Ish apa si kamu”
“Tarrraaaaaa lihat deh aku punya apa. Aku punya coklat lohhhhhh. Maaauu gaaaa ???? hayooooo ???”
Tanpa menjawab aku langsung mengambil coklat tersebut. Haahaha Adnan memang selalu seperti itu, sudah jurus andalan Adnan kalau aku marah padanya dia selalu merayuku dengan coklat. Sudah dua tahun kami menjalin hubungan ini, suka duka sudah kami lewati bersama. Yaa coklat yang manis memang selalu bisa membuatku memaafkan Adnan.
“Yaudah ni makanannya. Hari ini aku bikin martabak mie aja, ga mau yang ribet-ribet ! Soalnya aku bête sama kamu !” celotehku dengan nada cepat dan seperti tidak nafas mengucapkannya. Dan sambil mengeluarkan kotak makan biru bergambar Sttich.
“Asikkkk gpp sayang akuh, tapi besok masakin ayam goreng cabe yaa. Yang ini tetap aku makan yaa sayang akuhh. Tapi maunya disuapin. Aaaaa…..” sambil membuka mulutnya.
Sepetinya aku tidak akan pernah bisa marah lama dengan Adnan. Sifat dia yang baik dan lucu, pengertian dan selalu menjaga aku. Semua tentangnya semua yang ada padanya semua sempurna untukku. Adnan adalah sosok pria yang tinggi putih dan tampan. Banyak sekali yang mendekatinya namun dia tetap pada pendiriannya yaitu memilih diriku sebagai pasangannya.
****
Sekarang sudah hampir 3 bulan Adnan koma dirumah sakit. Yaa rayuan Adnan dihari itu nampaknya rayuan terakhir untuk ku. Ternyata tanpa aku ketahui Adnan mengidam kanker otak. Sekarang aku tau jawabannya saat Adnan membatali janjinya untuk bertemu dengan ku namun tiba-tiba dia tidak ada kabar dan menghilang. Ternyata dia sakit, dan dia mencoba menyembunyikannya pada ku.
“Selamat pagi sayang. Heyy lihat aku bawain kamu ayam goreng kesukaan kamu dong. Nih cium wanggiii lohhh”
“Aku juga bawain susu coklat kesukaan kamu niihhh”
“Sayaang kamu bisa denger aku kan sayanggg. Nihh aku suapin yaaaa aaaaaa… Ishh kamu mah ga dibuka mulutnya yaudah aku sendiri yang makan weeeee”
Aku selalu berusaha mengajak Adnan berbicara. Berharap dia akan mendengar suaraku dan segera sadar dari tidur panjangnya. Tanpa terasa aku meneteskan air mata. Yaa Tuhan kenapa jadi seperti ini, aku sayang dia tuhan aku mohon sembuhkanlah dia Tuhan.


****
Hari selanjutnya aku datang kembali kerumah sakit membawakan bunga dan tetap pada masakanan ku yang iya minta sebelum dia tertidur pulas. Ayam goreng !!
Aku tak pernah absen mengunjungi rumah sakit, dan tak pernah absen membawakan Bekal ayam goreng.
“Heeyy sayang aku datang lagi.. Huuuhhh kamu belom bangun juga ya sayang. Aku bawa ayam yang super duper wuenak loh sayaangg bangun sii”
Aku mengoyang-goyangkan badan Adnan, menjewer kupingnya, memukul-mukulinya. Tapi tetap saja tak bangun. Dan aku hanya bisa menagis lemas, meliahat orang yang aku cintai tak berdaya seperti ini.
Sayang bangun sayang. Bangunlah sayangaku merindukanmu, rindu kamu yang selalu mengoda dan merayuku saat aku marah. Rindu kamu selalu mencubit pipiku, mengacak-acak rambutku yang sudah aku tata berjam-jam, rindu kamu yang selalu mencium kening. Aku rindu tawamu sayang bagun sayang aku mohon. Aku rindu saat kamu manggil aku Nonna cantik, saat kamu panggil aku OON. Semua yang ada padamu aku rindu.
Adnan bangunlah ayo kita pergi bersama kekampus, jemput aku Adnan, aku mau bertengkar lagi sama kamu biar aku dapet coklat lagi. Tapi aku janji kali ini aku marahnya ga lama-lama Adnan, aku ga akan manja lagi Adnan. Bangun….. Banggguuuuunnnn…. Aku sayang sama kamu aku bakalan nungguin kamu sampai kamu bangun yaa sayang. Aku sangaatt mencintaimuu…. Adnan !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline