Lihat ke Halaman Asli

Perjuangan Seorang Ibu

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namaku Gadis, usia ku 24 tahun aku lulusan Universitas terkemuka diJakarta. Aku lulus kuliah diusia 20 tahun, dan aku memutuskan untuk bekerja di salah satu perusahaan terkemuka di Jakarta tentunya. Dua tahun aku bekerja di perusahaan tersebut dan aku menjalin cinta dengan salah satu karyawan di perusahaan tersebut. Singkat cerita aku dan karyawan tersebut menikah. Putra yaa dia kekasihku pria tinggi dan gagah itu biasa dipangil Pak Putra, satu tahun berlalu namun kami belum diberi keturunan.

Aku bersabar dan selalu berdoa agar kami diberikan keturunan, selang beberapa bulan aku hamil. Ya Tuhan terimakasih telah memberikan kepercayaan kebada hamba untuk memiliki momongan. Aku memutuskan untuk berhenti berkerja karna ternyata kandunganku lemah dan aku harus bedres total. Sangat disayangkan sepertinya diriku kurang beruntung sepeti wanita lainnya yang bisa mengandung dengan bahagia jalan kesana kemari dan memberi tahukan kepada dunia jika dirinya sedang mengandung. Aku disini hanya berbaring, hanya sesekali suami ku mengajakku berjalan ke taman agar aku bisa menghirup udara segar.

Sudah lima bulan usia kandunganku, aku semakin lemah. Tubuhku tak karuan aku tak bisa apa-apa, untuk berdiripun rasanya sangat sulit. Entah kenapa dengan kandunganku aku tak mengerti, yang aku tau aku mengandung dua anak kembar laki-laki dan perempuan. Sungguh bahagia diriku mendapatkan anak kembar. Pergelangan tanganku terpasang infus, selang dihidungku amat sangat menggangu. Aku memaksakan diri untuk tetap bertahan agar kedua malaikat kecilku bisa lahir kedunia ini.

Kandungan sudah berjalan tujuh bulan, badanku semakin tak berfungsi aku tak bisa merasakan apa-apa. Hanya meraskan kedua malaikatku sedang menendang-nendang perutku, seakan akan mereka berkata “ayo bunda jangan sakit, bangkit bunda aku disini bersamamu” Kedua kaki ku tak bisa digerakan sama sekali. Sudah dua bulan lebih aku dirumah sakit, menyusahkan kedua keluargaku. Mama dan Mama mertua selalu berada disampingku, mengiringi ku membaca sholawat dan yasin setiap harinya seakan-akan malaikat maut sudah berada didekatku. Tangisan yang tiada henti dari kedua keluargaku, dan suami ku yang mukanya sudah kusam jarang tidur karna harus bekerja dan menjagaku setiap hari.

“Yaa tuhan jangan ambil nyawaku sebelum aku melahirkan malaikat-malailat kecilku ini tuhan, banyak yang menatikan kelahiran mereka di dunia ini. Jika kau ingin menggambilku, aku mohon Tuhan beri aku waktu sampai aku bisa melihat malikat-malikat ku lahir kedunia tuhan. Aku mohon Tuhan” itu yang selalu aku katakan.

Aku sangat berharap aku bisa melahirkan dan melihat kedua malikatku lahir dengan selamat, hanya itu saja aku ingin membahagiakan suamiku tercinta dan keluargaku. Jika memang aku diberi kesempatan untuk membesarkan mereka berdua dan memberikan ASI kepada mereka aku akan sangat bersyukur padamu Tuhan. Namun jika kau hanya memberiku kesempatan hanya untuk melahirkan kedua malikatku. Apa boleh buat Tuhan, itu hanya keinginanku, namun aku tak bisa mengelak kuasamu.

Tujuh bulan 12 minggu lebih satu hati, rasanya perutku melilit tak karuan, sepertinya ini saatnya aku melahirkan jagoan dan putri kecilku. Aku merasakan goncangan didalam perutku sepertinya malaikatku mencoba keluar dari perutku “bunda aku ingin keluar sekarang bisakah bunda mengeluarkan aku” Ahhh aku harus kuat aku tak boleh lemah aku berusaha sekuat tenaga untuk melahirkan secara normal walau aku tau aku takan bisa melakukannya, namun aku percaya takdir Tuhan. Dokter, suster dan bidan semua menyarankan untuk oprasi namun aku bersikeras untuk melahirkan secara normal. Karna aku yakin aku bisa melakukannya ! Suamiku menemaniku dengan setianya aku tidak akan mengecewakan dia yang selama ini sudah menemaniku danselalu menjagaku.

Tiga jam diruang oprasi malikat kecilku sepertinya masih berusaha untuk keluar dari perutku, aku merasakanya dia sedang berusaha membantuku. Dengan sekuat tenaga aku menarik nafas Allahhuakbarrr !!!!!!! Lahirlah putri kecilku yang langsung mengeluarkan tangisannya, aku sudah lemas namun aku teringat aku harus melahirkan jagoanku. Allahhuakbaarrrr !!! jagoanku keluar dari perutku dengan lantangnya dia menagis. Haaahhh lega rasanya semua beban sudah hilang, rasa sakit tidak terasa saat aku mendengar tangisan dua malaikatku.

Suamiku memeluku dengan erat mengucapkan selamat kepadaku, “kamu sudah menjadi bunda sayang.” Aku pun mengatakan hal yang sama “kamu pun sudah menjadi seorang ayah sayang, jaga mereka baik-baik yaa.” Semakin erat dia memelukku, tak terasa air matanya jatuh di keningku. “ kamu istriku yang paling hebat, aku sangat mencintaimu nda” sambil mencium keningku.

Selang beberapa saat suster membawa kedua malaikat kecilku, rasanya semua sakit itu hilang terbayar setelah aku melihat wajah suci malaikatku. Rasanya menyusui untuk pertama kali, rasanya lebih dari kebahagiaan. Ku peluk erat kedua malaikatku, suamiku menopangku sambil memelukku dengan erat. Yaa Tuhan terimaksih telah mengabulkan permintaanku. Sekarang aku siap untuk kau ambil Tuhan.

Gadis Akila Saputro

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline