Lihat ke Halaman Asli

Secerah Langit Biru di Banyu Biru

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wisata banyu biru merupakan salah satu wisata yang tidak hanya di explore keindahan alamnya. Namun peristiwa sejarah yang terkandung di dalamnya juga ikut terangkat. Udara yang sejuk dan pemandangan yang menampilkan sejuta pesona yang menawan adalah salah satu kelebihan yang dimiliki tempat wisata ini. Nilai moral dan sejarah yang berbalut kepercayaan akan suatu hal yang mistis (mitos) masih cukup melekat pada diri masyarakat yang tinggal disekitar banyu biru ini.

Tempat wisata ini terletak di Desa Sumbersari Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan , Jawa Timur. Didirikan pada zaman Kerajaan Majapahit dan Kerajaan singosari. Terdapat banyak peninggalan-peninggalan yang berupa arca dan prasasti yang bertuliskan Bahasa Belanda dengan catatan dibuat pada Bulan Agustus tahun 1921 dan Bulan Januari tahun 1929.

Banyu Biru dialiri oleh air yang jernih dan bersih dengan debit airnya kurang lebih 350 liter per detik. Air ini mempunyai keunikan tersendiri. Yaitu airnya berwarna berbeda-beda, ada hitam , biru muda,danbiru tua. Serta anehnya lagi air tersebut berada dalam satu kolam namun warna antara air yang satu dengan yang lain tidak tercampur dan seperti sudah berada pada tempatnya masing-masing. Ada mitos dari penduduk sekitar tempat wisata ini yaitu jika mandi atau minum air Banyu Biru ini kita menjadi awet muda dan semua rasa lelah dalam tubuh akan hilang dengan sendirinya. Banyak yang telah mencobahal ini dan tidak sedikit yang berhasil membuktikannya. Airnya juga dapat diminum secara langsung karena mempunyai pH=6,7 sehingga tidak terlalu berasa masam dan digunakan sebagai sumber mata air minum untuk daerah Grati Pasuruan.

Di dalam kolam Banyu Biru juga terdapat banyak ikan yang dinamakan dengan Ikan Sengkaring atau Ikan Keramat. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar , jika ada orang yang berani mengambil ikan tersebut akan tertimpa balak (musibah). Karena masyarakat sekitar menyebut ikan tersebut sebagai Ikan Dewa (jelmaanDewa).

Banyu biru ,, sebuah tempat wisata yang dulu bernamakan “Telaga Wilis” , namun dengan kedatangan Belanda maka namanya diubah menjadi “Banyu Biru” yang digunakan sebagai nama tempat wisata ini sampai sekarang.

“TELAGA WILIS”

Rinenggo winangaun arjo

Dining Tuan Pawaloplan minulyo tustani

Prosamiyo naliko panjinengani

Kangjeng Rahaden

Adipati niti adiningrat

Sinengkalan wisayane pandito

Kalokengrat utawi tahun Wilondo

1847

Tulisan diatas merupakan salah satu arti dari prasastinyang ada di Banyu Biru dengan menggunakan Bahasa Jawa Kuno. Yang bertuliskan tahun Belanda sehingga menjadi tanda bahwa pada tempat wisata ini dahulu dibangun oleh Belanda. Umumnya masyarakat yang tinggal disekitar tempat wisata ini menggunakan Bahasa Madura sebagai bahasa mereka sehari-hari.

Daerah disekitar Banyu Biru ini terdapat banyak potensi yang dapat diexplore oleh masyarakat khususnya potensi Ekonomi, namun terkandung juga potensi Budaya yang dijadikan sebagai warisan sejarah daerah mereka. Seiring dengan berkembangnya era modernisasi dunia, pembanguna haruslah diperhatikan apalagi untuk daerah wisata yang menyimpan banyak keanakaragaman daerah. Namun masih banyak celah yang harus diperbaiki di daerah ini yang harusnya dapat digunakan sebaik-baiknya untuk menjadi Warisan Budaya Daerah yang tetap lestari dan tak terabaikan oleh pemerintah daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline