Halo sobat filmologi! lama tak jumpa. Sobat filmologi pasti sudah tidak asing lagi setelah membaca judul, Fifty Shades of Grey adalah salah satu film yang cukup mengundang kontroversial. Film yang mengangkat kisah dari novel karya penulis Inggris yang bernama E.L. James yang berjudul Fifty Shades of Grey. Novel ini mengundang kesuksesan karena telah terjual lebih dari 100 juta copy.
Dalam produksi film, E. L. James berperan sebagai produser bersama dengan Michael De Luca dan Dana Brunetti. Film yang ini disutradarai oleh Sam Taylor-Johnson mengisahkan tentang hubungan intin antara seorang perempuan yang masih berada di tingkat perguruan tinggi yang bernama Anastasia Steele dengan CEO muda yang bernama Christian Grey. Namun dikisahkan dalam film ini hubungan intim diantara pasangan tersebut terdapat penyimpangan seksual yang melibatkan kekerasan.
Dalam film dikisahkan bahwa Ana ingin membantu teman kampusnya yaitu Kate untuk mewawancarai miliarder muda yaitu Christian Grey untuk dimuat di koran kampus. Setelah Ana dan temannya pergi ke Seattle untuk menemui Christian, mereka mewawancarai CEO muda tersebut. Selesai wawancara, mereka lanjut untuk minum kopi bersama.
Bagi Ana, rupanya Grey adalah sosok laki-lagi yang tampan dan sempurna di matanya, namun memiliki sikap yang memaksakan kehendak. Meskipun dengan sikap tersebut, Ana diam-diam merasa tertarik dan menyukai Grey. Tanpa Ana sadari, rupanya Grey juga jatuh hati kepada Ana meskipun perasaan itu belum diungkapkan.
Suatu saat ketika Ana selesai kuliah, dia mengadakan pesta dengan teman-temannya. Namun, pada pesta tersebut Ana terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dan Ana pun pingsan. Pada saat itu Grey datang untuk menjumpai dan menolong Ana. Pada saat bangun, dia tersadar bahwa dirinya sudah berada di kamar hotel bersama Grey, namun ia merasa lega karena Grey tidak berbuat apa-apa dengannya.
Seiring waktu, mereka menjadi dekat dan memulai hubungan rahasia. Namun, dibalik hubungan tersebut Grey meminta Ana untuk menandatangani surat perjanjian terhadap hubungan ini untuk tidak mengungkapkan hubungan mereka ke siapapun. Awalnya Ana merasa senang karena mendapatkan barang-barang yang di idamkannya. Namun, rupanya semakin lama hubungan tersebut berjalan, Ana merasa tidak nyaman.
Hubungan yang dijalin keduanya dibalut dengan hubungan penyimpangan seksual yang membuat film ini cukup menjadi kontroversial. Dengan begitu, beberapa orang memiliki pendapatnya sendiri mengenai film ini. "Dari film ini, kita belajar dan jadi ngerti kalau seksualitas itu bermacam-macam dan salah satunya penyimpangan yang ada seperti di film." Ucap Patricia mengenai pesan yang dapat diambil dari film Fifty Shades of Grey.
"Kalau abis nonton film itu bisa dibilang juga kalau kita sebagai perempuan jangan mudah dibodohi karena tampang lelaki yang tampan dan dominan. Jangan terlalu berlarut-larut dengan hubungan yang tidak jelas, kalau happy ending ya gapapa, tapi kalau endingnya gak ketebak nanti yang sakit ga cuma diri sendiri" lanjut Patricia. Selain Patricia, Weda juga berpendapat "Bdsm ini menurut saya bukan sesuatu yang buruk apabila kedua belah pihak setuju, bisa saja menjadi kepuasan bagi kedua belah pihak."
"Selain dari sudut seksualitasnya, di film juga ngajarin kalau komunikasi itu sangat penting dalam hubungan apalagi yang mengarah ke ranah seksualitas, agar kedua belah pihak paham satu dengan lainnya" lanjut Weda mengenai pesan yang dapat diambil dari film Fifty Shades of Grey.
Selain Patricia dan Weda, Evita juga menuturkan pendapatnya mengenai film ini "Film ini ngajarin bagaimana kita kalau sayang sama orang gitu jangan terlalu dibutakan, karena kalau udah bucin gitu kan kebanyakan orang menutup mana akan hal-hal negatif yang terjadi. Padahal, kalau kejadian apa-apa kan bisa aja merugikan diri sendiri. Sekarang harus hati-hati kalau kenal dengan orang baru lagi."
Dilihat dari beberapa pendapat penonton, film ini memang mengajarkan kita untuk lebih memiliki pemikiran terbuka. Bagi beberapa orang, mungkin memang seksualitas masih masuk ke dalam ranah yang tabu, padahal hal ini dibutuhkan untuk mengedukasi masyarakat agar mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Selain mengajarkan mengenai bentuk seksualitas, film ini juga mengajarkan mengenai bagaimana kita harus berhati-hati dalam memiliki hubungan, terlebih jika dalam hubungan tersebut kita menjadi pihak yang dirugikan, sebaiknya tidak dilanjutkan.