Modernisasi dan aktivitas yang meningkat, selain memberikan berbagai dampak positif dan kemudahan bagi manusia, juga memberikan beberapa dampak negatif terhadap lingkungan. Lingkungan kita tercemar oleh berbagai polusi. Jumlah sampah yang dihasilkan pun kian meningkat seiring pertumbuhan populasi manusia.
Kondisi lingkungan yang kian memburuk akan membawa kerugian bagi makhluk hidup, misalnya kondisi kesehatan terganggu sehingga timbul penyakit, punahnya flora dan fauna, dan sebagainya.
Oleh karena itu, kami memiliki inisiatif untuk melakukan investigasi dan sosialisasi praktik pembuatan eco enzyme di Sekolah Maitreyawira Batam dan Maha Vihara Duta Maitreya.
Eco enzyme (EE) adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik, seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah, atau gula tebu), dan air. Proses pembuatan eco enzyme akan melepaskan gas ozon (O3) yang dapat mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer sehingga dapat mengurangi efek rumah kaca (global warming).
Eco enzyme memiliki berbagai fungsi, yaitu untuk mengolah sampah dapur (sisa sayur dan buah) menjadi pembersih rumah tangga alami DIY, mengurangi polusi, membersihkan udara dari racun, polusi, dan menghilangkan bau, serta dimanfaatkan menjadi pembersih rumah tangga, insektisida, antiseptik, perawatan tubuh, pupuk, dll.
Berdasarkan survey yang kami lakukan, mayoritas orang langsung membuang sampah dapur mereka begitu saja. Oleh karena itu, kami ingin menjelaskan tentang eco enzyme dan mengajak orang-orang untuk memanfaatkan sampah dapur menjadi eco enzyme yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk, cairan pembersih serbaguna, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini juga untuk meminimalisir penggunaan pembersih berbahan kimia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H