Lihat ke Halaman Asli

Shella Al Maimunah

Pelajar tangguh

Virus Membaca, Masih Adakah?

Diperbarui: 4 Oktober 2022   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia adalah negara yang besar. Dalam kutipan besar wilayahnya, jumlah penduduk, jumlah suku, adat istiadat dan lainnya. Hal ini diharapkan dapat menunjang pembangunan berkelanjutan dengan negara-negara lainnya. Akan tetapi yang tidak terlalu besar atau luas bagi Indonesia yang besar ini tidak lain ialah membaca. 

Membaca selalu menjadi topik permasalahan karena menurut Central Connecticut State University (CCSU) pada tahun 2016 menyatakan posisi Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara untuk literasi. Indonesia berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). 

Posisi 2 dari yang terakhir itu menjadi evaluasi bagi Indonesia. Apa yang menyebabkan Indonesia meraih di posisi tersebut? 

Jadi untuk minat membaca pemerintah sudah membuat program dalam mendukung hal tersebut. Akan tetapi untuk daerah-daerah pelosok masih sangat minim untuk menaikkan minat membaca. Maka minat membaca harus menjadi virus yang tersebar di ibu pertiwi. Suatu hal yang sangat penting jg minat membaca hendaklah menjadi suatu budaya. 

Dari yang paling dasar dahulu yaitu membaca dijadikan rutinitas setiap hari. Kemudian untuk di dalam rumah letakkan berbagai macam buku pengetahuan bahkan juga berikan kepada anak sejak kecil. 

Hingga hal tersebut tumbuh menjadi kebiasaan dan bisa naik tingkat menjadi suatu budaya. Terlihat sangat mudah akan tetapi semuanya itu bisa berjalan jika memulainya bersama-sama dan ikut andil untuk minat membaca jadi budaya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline