Surakarta- Pada awal bulan Juni 2020 kota Solo telah mencabut status kejadian luar biasa atau KLB wabah corona. Selanjutnya Pemkot Solo telah menentukan penberlakuan peratuaran "New Normal". Untuk menyambut "New Normal" digencarkannya sosialisasi tentang protokol kesehatan kepada masyarakat, yaitu mencuci tangan dengan sabun, penggunaan masker, penerapan physical distancing, menghindari keramaian, penerapan pola hidup sehat dan sebagainya.
Universitas Sebelas Maret membuka peluang mahasiswa untuk ikut berpartisipasi dalam melawan Covid-19 melalui kegiatan KKN Relawan Covid-19. Kegiatan KKN Relawan Covid-19 ini dilaksanakan oleh mahasiswa secara individu di kampung halaman masing-masing atau tempat tinggal terdekat mahasiswa itu sendiri. Tujuan dari KKN Relawan Covid-19 adalah untuk membatu masyarakat dalam berupaya tanggap terhadap merebaknya virus Covid-19 serta membantu pemerintah untuk memberikan sosialisasi terkait protokol kesehatan untuk menyamput sistem tatanan baru "New Normal" kepada masyarakat.
Adapun salah satu mahasiswa PG PAUD UNS yang ikut serta dalam berpartisi menyemarakkan protokol kesehatan melalui kegiatan KKN Relawan Covid-19 yang dilakukan di Kampung Suronalan RT 06 RW 08 Pajang Laweyan Surakarta. Mahasiswi bernama Shelin Apriliana Putri mengutarakan "Masih banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, apalagi dengan kondisi New Normal seperti sekaramg ini, tak banyak warga yang malah mengira bahwa virus Covid telah hilang padahal virus tersebut masih berdampingan dengan kita".
Dalam upayanya menyemarakkan protokol kesehatan di Kampung Suronalan, dilakukan sosialisasi secara online dan offline. Subjek target sasaran sosialisasi protokol kesehatan bukan hanya masyarakat dewasa namun juga anak-anak disekitar rumah.
"Di lingkungan rumah saya ramai sekali anak-anak dan sebab mereka masih dalam suasan belajar di rumah, hampir setiap hari mereka bermain dan berkumpul dengan teman-temannya di tepi jalan. Maka dari itu saya buatkan mereka Sekolah Covid Bersama Sahabat, di sana kita melakukan sosialisasi tentang Covid dan pencegahannya kepada anak dengan cara dan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh anak, misalnya: bernyanyi langkah cuci tangan, mendongeng Apa Itu Covid?, praktik menggunakan masker dengan benar bersama sahabat, dan sebagainya.
Pelaksanaan Sekolah Covid ini pun juga menerapkan protokol kesehatan, yaitu sebelum masuk kelas kita melakukan cuci tangan dan pengecekkan suhu terlebih dahulu kepada anak, memberikan masker dan meminta anak untuk memakai masker dan posisi duduk setiap anak juga di beri jarak, serta dalam setiap kegiatan belajar kelas maksimal hanya boleh di isi oleh 6 anak saja" tutur Shelin.
Dia juga memberikan 4 sudut cuci tangan di beberapa titik secara tersebar di lingkungan RT nya.
"Saya juga membuat 4 sudut cuci tangan dan saya tempatkan di lokasi yang menurut saya sering dikunjungi masyarakat. Mengingat masyarakat kampung saya terlebih anak-anak sering sekali bermain di tepi jalan, saya harap setelah mereka selesai bermain dan ingin pulang mereka agar tidak lupa untuk mencuci tangan dengan sabun. Pada ember cuci tangan juga saya berikan pamflet langkah mencuci tangan, dengan harapan supaya masyarakat dapat melakukan cuci tangan dengan benar" tambahnya.
Selain kegiatan-kegiatan di atas, dia juga melaksanakan pengecekkan suhu dan pendataan masyarakat yang ingin masuk di wilayah kampung Suronalan. Kegiatan ini dilakukan di Posko Covid-19 ketika peratutan "New Normal" belum diberlakukan.
Shelin juga membuat masker dan membagikan masker sekaligus mengedukasikan tutorial membuat masker di rumah tanpa menggunakan mesin jahit kepada masyarakat melalui pamflet yang telah dibuatnya. Kegiatan terakhir yaitu, dia juga bergabung di whatsapp groub organisasi setempat untuk berbagi informasi terkait Covid dan membagikan informasi tersebut di media sosial lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H