Lihat ke Halaman Asli

Jakarta, 14 Juni 2012

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendung hari ini tak menghentikan otakku tuk tetap memikirkanmu. Entah kekuatan ini dapat ku sebut cinta atau tidak, tapi kau memang selalu hadir disini. Direlung hati ku yang paling dalam. Hari-hari indah bersamamu tak akan terlupakan. Harus ku katakan bahwa hati ini telah berlabuh di dermaga cintamu. Menanti tuk kau persilahkan.

Aku tak tau apa yang akan terjadi saat aku tak melihat senyum itu lagi. Bahagia ku setiap merasakanmu ada disisi ku. katamu aku hidup dalam dunia mimpi yang ku buat sendiri, tapi mimpi yang ku cipta ini akan jadi nyata jika Yang Maha Mengatur menghendakinya. Aku percaya mimpiku takkan sia-sia. Aku sayang kamu. Entah mengapa aku merasa getaran ini berbeda, sangat berbeda.

Tawamu menjadi kekuatanku untuk bertahan selama ini. Kau satu hal terindah yang menahan langkahku tuk pergi. hatiku selalu menginginkan tuk bertemu dengan mu, setiap helaian nafasku selalu merindumu. Damai ku ada disisimu. Apapun perasaanmu padaku saat ini.

Aku tak inginkanmu tuk jadi kekasih ku. Lebih dari itu, ku inginkanmu tuk jadi teman setia di hidupku, imam ku, kakak ku dan ayah bagi anak-anak kita kelak. Aku hanya ingin bersamamu selamanya dalam bingkaian indah cinta-NYA.

Tak berlebihan bagiku, karena aku yakin dan percaya bahwa semua yang ada di dirimu itulah yang ku butuhkan. Naluri ku kuat menyatakan bahwa kau lah yang pantas untuk ku perjuangkan. Cinta ini, rindu ini, sayang ini dan senyum ini tengah menantimu.

haruskah ku pendam rasa ini? Ataukah ku teruskan hingga kau mampu tuk tinggalkannya dan bersama ku selamanya. Adakah kesempatan itu untuk ku? Maaf bila ku jatuh cinta padamu, tapi hati ini tak sanggup memendamnya lagi. Maaf jika hadir ku membuatmu terganggu. Karena memang inilah yang kurasa. Mungkin aku memang terburu-buru, jujur aku sudah tak mampu menyimpannya sehingga ku nyatakan saja.

Jika pertemuan itu ada maka perpisahan itu pasti tak dapat dihindari. Aku menulis ini bukan berarti menyerah untuk menunggu setengah hatiku kau genapi. Tapi untuk menyadarkan hatimu bahwa disini ada hati yang setengahnya sudah kau curi dan harus kau jadikan satu bersama hatimu saat waktunya tiba. Jika aku memang tulang rusukmu yang hilang, kau pasti akan bersama ku, selamanya dalam cinta-NYA.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline