Munculnya pemikiran Islam sebagai cikal bakal kelahiran peradaban Islam pada dasarnya sudah ada pada awal pertumbuhan Islam, yakni sejak pertengahan abad ke-7 M, ketika masyarakat Islam dipimpin oleh Khulafa’ al-Rasyidin kemudian mulai berkembang pada masa Dinasti Umayyah, dan mencapai puncak kejayaannya pada masa Dinasti Abbasiyah.
Ketinggian peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah merupakan dampak positif dari aktifitas “kebebasan berpikir” umat Islam kala itu yang tumbuh subur ibarat cendawan di musim hujan. Setelah jatuhnya Dinasti Abbasiyah pada tahun 1258 M, peradaban Islam mulai mundur. Hal ini terjadi akibat dari merosotnya aktifitas pemikiran umat Islam yang cenderung kepada ke-jumud-an (stagnan).
Abad pertengahan ialah tahapan sejarah umat Islam yang diawali sejak tahun-tahun terakhir keruntuhan Daulah Abbasiyah (1250 M ) sampai timbulnya benih-benih kebangkitan atau pembaharuan Islam yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 1800 M. Priode pertengahan ini juga menjadi lahirnya kerajaan-kerajaan besar yang menjadi tonggak kembali bangkitnya syiar agama islam.
1. KERAJAAN UTSMANI
Kerajaan Usmani didirikan pada tahun 1290 oleh Usman putera dari al Tugril. Pada awalnya kerajaan Turki hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, pemberian dari sultan Seljuk yang bernama Alauddin sebagai tanda balas jasa kepada al Tugril yang membantunya mengusir Mongol. Alaudin memberikan daerah Iski Shahr dan sekitarnya kepada al Thugril.
Adanya dukungan militer, tidak berapa lama Usmani menjadi kerajaan yang besar dan bertahan dalam kurun waktu lama. Dengan naik tahtanya putera Usman yang bernama Orkhan, membawa kemajuan yang sangat besar terutama dalam bidang militer.
Pada periode ini tentara Islam pertama kali masuk ke Eropa. Orkhan membagi pasukan utama tentara menjadi tiga : Sipahi (tentara reguler), Hazeb (tentara ireguler), Jenisari.
Setelah mempunyai kemiliteran yang kuat, Usmani mulai melakukan ekspansi untuk memperluas wilayahnya mulai Adrionopol hingga penaklukan Kosovo. Namun penaklukan terbesar adalah penaklukan Konstantinopel pada masa kepemimpinan Muhammad al-Fatih, penaklukan ini sekaligus menjadi awal kehancuran Bizantium. Pada masa al-Fatih ini juga disahkan undang-undang baru Islam yang disahkan dalam qanun namah.
Selain perkembangan Politik, terdapat perkembangan budaya dan Ilmu pada masa kerajaan ini antara lain :
- Bidang agama : Agama dalam tradisi Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Kerajaan sangat terikat dengan syariat. Pada masa Turki Usmani tarekat juga mengalami kemajuan. Tareka yang paling berkembang ialah tarekat Bektasyi dan Maulawi. Di pihak lain kajian ilmu keagamaan boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yan berarti, para penguasa lebih cenderung menegakkan satu mazhab. Akibat dari kelesuan di bidang ilmu agama dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang. Bagaimanapun, kerajaan Usmani banyak berjasa dalam persebaran Islam. Ekspansi kerjaan ini untuk pertama kalinya lebih banyak ditujukan ke Eropa Timur yang belum masuk dalam wilayah kekuasaan dan agama Islam.
- Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudyaan, diantaranya dalah kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak mengambuk ajaran tentang etika. Sedangkan ajaran tentang prinsp ekonomi, sosial dan kemayarakatan mereka terima dari bangsa arab. Hal ini dikarenakan orang-orang Turki dikenal sebagai bangsa yang mudah berasimilasi. Sebagai bangsa yang berdarah militer, Usmani lebh bayak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu pengetahuan, mereka keliatan tidak begitu menonjol. Namun demikian pada masa itu banyak bangunan yang di bangun dan di hias dengan arsitektur yang indah, ini menandakan dalam hal arsitektur terdapat perkembangan yang berarti.
2. KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA