Lihat ke Halaman Asli

Terapkan Nilai Jurnalistik dalam Bermedia

Diperbarui: 26 Mei 2017   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://tomfelle.files.wordpress.com/2013/04/social_media_cloud.jpg

Ketika ada suatu peristiwa kita pasti akan berlomba-lomba untuk mengabarkannya ke orang lain, dalam hal ini media sosial atau siber. Baik warga sipil maupun jurnalis, tak peduli informasi ini benar atau salah, gambar yang diambil ambil beretika atau tidak, yang penting "memberitakan". Inilah keadaan zaman sekarang di mana kurangnya pengetahuan akan penggunaan media dengan bijak membuat "gaya hidup" baru ini menjadi miris untuk dipikirkan. Lalu, bagaimana seharusnya?

5 etika jurnalisme menurut Robert Niles (The Online Journalism Review, 2007)

1. Asli, tidak boleh plagiat. Plagiat berarti menyalin, menyalin berarti mencuri. Dilarang menyalin kalimat, mengambil foto dan video orang lain tanpa menyantumkan sumbernya atau tanpa seizinnya.

2. Membuka dan menyingkap suatu informasi. Informasi tersebut haruslah transparan, tidak boleh menyembunyikan sesuatu kepada pembaca.

3. Tidak boleh menerima uang dalam bentuk amplop maupun suap. Ketika jurnalis menerimanya, maka ia harus mengembalikannya. Jika pihak yang memberi menolak pengembalian, sumbangkan saja. Karena jika seorang jurnalis menerima ‘hadiah’ itu berarti dirinya bukanlah seorang jurnalis melainkan pengiklan.

4. Verifikasi, cek terlebih dahulu kebenarannya. Jangan mudah percaya sebelum mengecek kebenarannya. Untuk verifikasi biasanya satu sumber saja tidaklah cukup. Carilah informasi yang valid, bukan opini. Carilah bukti bukan ‘katanya’, tanya langsung dengan pihak-pihak yang terlibat.

5. Jujur. Satu-satunya hal yang mengangkat jurnalis dalam sumber informasi lain adalah kebenaran. Tanpa adanya kejujuran, seorang jurnalis tidak akan dibutuhkan oleh masyarakat. Keakuratan fakta selalu menjadi bagian terpenting dalam jurnalistik.

Kalau jurnalis melakukan kesalahan?

Memberitakan suatu peristiwa di website sangatlah mengedepankan kecepatan tapi tidak boleh ketinggalan nilai akurasinya. Jika suatu pemberitaan terbukti salah, jurnalis harus segera mengakui kesalahannya dan mengoreksinya dengan segera. Koreksi konten yang dipublikasikan haruslah menggunakan berita dan url yang sama dengan diberi keterangan koreksi pada bagian yang salah.

Konten buatan pengguna (User Generated content – UGC)

UGC adalah segala isi yang dibuat dan atau dipublikasikan oleh pengguna media siber, antara lain, artikel, gambar, komentar, suara, video dan berbagai bentuk unggahan yang melekat pada media siber, seperti blog, forum, komentar pembaca atau pemirsa, dan bentuk lain. Hal-hal tersebut bisa dimanipulasi sehingga kita tidak tahu pelaku utama di balik sebuah konten yang tersebar di internet. Pentingnya verifikasi sangatlah dibutuhkan untuk membuktikan apakah hal yang disebarkan oleh seseorang atau sekelompok orang adalah benar dan nyata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline