Pergaulan bebas sering menjadi topik yang hangat dibicarakan, terutama di kalangan mahasiswa. Sebagai generasi muda yang menjadi tulang punggung bangsa, menjaga nilai-nilai moral dan etika sangatlah penting. Salah satu proyek yang menarik perhatian adalah inisiatif mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) dalam mencegah pergaulan bebas di Taman Garuda Mukti, sebuah lokasi di Kampus C UNAIR. Melalui pendekatan kreatif dan pemberdayaan kader, proyek ini berusaha menciptakan lingkungan kampus yang lebih sehat dan kondusif untuk belajar.
Mengapa Taman Garuda Mukti?
Taman Garuda Mukti dikenal sebagai tempat favorit mahasiswa untuk bersantai. Namun, beberapa tahun terakhir, taman ini juga menjadi lokasi yang kerap disorot akibat perilaku pergaulan bebas yang dianggap tidak pantas di lingkungan kampus. Berdasarkan pengamatan lapangan dan wawancara, mayoritas aktivitas ini terjadi pada malam hari. Sebanyak 69,4% responden survei mahasiswa UNAIR menyatakan pernah melihat perilaku yang tidak sepantasnya dilakukan di taman tersebut, meskipun sebagian besar pelaku ternyata adalah masyarakat umum, bukan mahasiswa UNAIR.
Pemberdayaaan Kader
Proyek ini dirancang oleh sekelompok mahasiswa UNAIR dengan fokus pada pembentukan kader pencegahan pergaulan bebas. Kader ini terdiri dari mahasiswa yang secara sukarela dilatih untuk menjadi kader perubahan. Mereka mendapatkan edukasi tentang bahaya pergaulan bebas serta cara menyampaikan pesan positif kepada teman-teman sebaya.Kegiatan dimulai dengan sosialisasi, pre-test, dan edukasi melalui poster informatif. Setelah menerima materi, para kader menjalani post-test untuk mengukur pemahaman mereka.
Hasil Observasi dan Wawancara
Tim proyek melakukan observasi selama tiga hari pada November 2024, baik siang maupun malam. Pada siang hari, perilaku pergaulan bebas tidak terdeteksi. Namun, pada malam hari, terutama setelah pukul 18.00, beberapa pasangan terlihat bermesraan. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan pengunjung taman, yang sebagian besar setuju bahwa perilaku tersebut kurang pantas dilakukan di lingkungan kampus.Wawancara juga dilakukan dengan pelaku yang teridentifikasi sebagai masyarakat umum. Dari wawancara ini, terungkap bahwa pelaku tidak menyadari aturan dan norma kampus. Selain itu, pihak keamanan kampus menyatakan bahwa patroli rutin dilakukan setiap dua jam, tetapi upaya ini dirasa belum cukup untuk mencegah perilaku yang tidak sesuai.
Langkah Nyata: Aksi Kader
Setelah sosialisasi, kader mulai melakukan aksi langsung di Taman Garuda Mukti. Pada tanggal 8 dan 12 Desember 2024, mereka memantau taman pada malam hari. Dalam salah satu aksinya, mereka berhasil menegur tiga pasangan yang sedang bermesraan, dan dua di antaranya akhirnya meninggalkan lokasi. Intervensi ini dilakukan dengan cara yang sopan dan santun, mengingat tujuan utamanya adalah mendidik, bukan menghukum.
Kesimpulan