Seperti tahun-tahun sebelumnya, Presiden Joko Widodo melaksanakan ibadah kurban di Hari Raya Idul Adha. Tak tanggung-tanggung, sapi yang disumbangkan Presiden pun selalu yang berkualitas super.
Tahun ini pun juga sama. Presiden Jokowi menyumbangkan sapi seberat 1 ton lebih yang berasal dari peternak di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Tetapi ibadah kurban Presiden itu diikuti dengan tanggapan nyinyir dari warganet. Lantaran di salah satu media diberitakan bahwa sapi yang dibeli Presiden Jokowi itu mendapatkan perawatan yang agak unik.
Misalnya, sapi Presiden Jokowi mendapatkan karpet berwarna hitam berharga 2 juta. Hal itu membuat sejumlah warganet mencibir Presiden di media sosial, bahkan mereka ramai-ramai menghakimi Presiden dengan hukuman di akhirat kelak.
Kalau kita melihat itu, tentu saja, sangat lucu. Pasalnya, sangat terlihat bahwa mereka yang nyinyir itu tak membaca berita dengan baik.
Karena pada dasarnya yang memberikan perawatan istimewa kepada sapi-sapi tersebut adalah peternak sendirinya, bukan dari Presiden. Jokowi sendiri tak pernah memintanya sekalipun.
Mereka melakukan itu ikhlas dan senang karena sapinya dibeli oleh orang nomor satu di Indonesia.
Di sisi lain, sapi kurban itu diperlakukan dengan baik agar tiba di masa penyembelihan memiliki kondisi yang prima. Sehat dan berat badannya bertambah, sehingga akan membahagiakan rakyat yang mendapatkan dagingnya.
Dengan begitu sebenarnya niat peternak itu sangat baik. Karena dengan semakin baik kondisi sapinya, maka akan semakin banyak rakyat yang mendapatkan berkah dari kurban Presiden.
Inilah yang tak bisa dipahami oleh mereka yang nyinyir dan iri hati. Mereka sungguh tak punya kerjaan selain sirik atas sapi Presiden saja.
Karena yang diperlakukan baik itu sapinya, kenapa justru orang-orang yang tak terima? Masak iri dengan sapi?