Lihat ke Halaman Asli

Sheila Canistha Angelina

Mahasiswi penerima Beasiswa Unggulan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2017

Membuktikan "Apa Kata Orang" Mengenai Toilet di China

Diperbarui: 23 Januari 2022   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sering kali kita mendengar keluhan orang lain mengenai negara China yang mempunyai lingkungan tidak terurus, terutama pada toiletnya. Bahkan beberapa orang mengatakan mereka tidak akan pernah melupakan pengalaman toilet yang menakutkan disana.
Tapi tahukah kalian bagaimana keadaannya sekarang? Mungkin selama ini kita hanya mendengar 'kata orang', tetapi karena kita belum pernah mengalaminya. Sehingga kita hanya menyimak dan menyerap informasi tersebut untuk jangka waktu yang cukup lama. Sedangkan, lingkungan terus berubah, teknologi semakin berkembang, dan negara-negara berusaha untuk terus maju.

Setiap saya berdiskusi tentang bagaimana kehidupan di 'negeri tirai bambu', pasti orang-orang akan berasumsi bahwa lingkungan disana kotor, tidak terurus, dan mempunyai bau yang tidak sedap. Sebenarnya pendapat itu tidaklah salah, namun kurang tepat. Mengapa? Karena saat ini keadaan di China sudah jauh lebih membaik. Dulu mungkin kita akan banyak menemukan toilet tanpa pintu dengan kurangnya air mengalir, bahkan (maaf) kotoran manusia yang tidak dibersihkan dengan benar.
Sebagai gambaran, foto yang atas merupakan tipe toilet lama di China yang tanpa pintu dan hanya dibatasi menggunakan sekat yang kira-kira setinggi setengah badan kita. Hal ini tentu memerlukan penyesuaian diri untuk kebanyakan orang asing. Sedangkan, saat ini kebanyakan toilet disana telah menggunakan kloset yang lebih layak daripada toilet sebelumnya yang hanya berupa saluran memanjang yang diberi sekat. Sebenarnya, tidak menutup kemungkinan juga jika saat ini kita masih menemukan tipe toilet lama di daerah pedesaan, pinggir kota maupun toilet umum di pasar tradisional. Namun seiring berkembangnya teknologi, toilet di sana pun semakin berevolusi. 

Dengan jumlah populasi sebanyak 1,4 miliar penduduk dan merupakan negara terpadat di dunia, salah satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakatnya. Mengingat fakta yang ada, industri pariwisata China mengambil langkah besar yaitu dengan revolusi toilet untuk mengatasi masalah sanitasi yang ada. Revolusi toilet ini bertujuan untuk menciptakan infrastruktur sanitasi dan layanan publik yang bekerja untuk semua orang. Berdasarkan data Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan China pada November 2021, jumlah toilet umum di kota-kota dan kabupaten-kabupaten China melampaui 370.000, yang mana jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari jumlah toilet pada 2017.

Dengan adanya Revolusi toilet yang telah dilaksanakan pemerintah China, saat ini toilet pada umumnya sudah diberi pintu dan lebih diperhatikan kebersihannya. Bisa kita lihat pada gambar di bawah, ini merupakan toilet yang ada di salah satu tempat wisata di kota Beijing tepatnya di Nan Luo Gu Xiang, yang sudah disulap menjadi toilet yang sangat bersih dan nyaman dilihat.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dan yang lebih canggih lagi, ada beberapa toilet yang mempunyai tampilan digital yang menyatakan apakah toilet tersebut sedang kosong atau terisi. Tidak hanya itu, pada saat toilet sedang terisi, tampilan digital tersebut dapat menghitung berapa lama orang tersebut telah berada di dalam toilet.

Sebenarnya sama seperti keadaan di Indonesia, kita juga akan menemukan toilet yang kurang terurus ketika kita pergi ke WC umum maupun MCK yang ada di pedalaman, sedangkan kita akan menemukan toilet yang sangat bagus; bersih; serta interiornya yang indah dan menggunakan teknologi canggih ketika kita sedang berada di mall/ hotel.

Selain itu, walaupun toilet disana sudah dilakukan revolusi, namun tetap ada budaya yang berbeda dari budaya kita di Indonesia. Orang-orang disana terbiasa menggunakan air untuk membersihkan diri hanya jika diperlukan, misalnya mandi. Mereka tidak membasuh diri dengan air setelah buang air kecil maupun besar, melainkan mereka hanya menyeka diri dengan tisu kering. Perbedaan budaya ini jugalah yang membuat kita perlu beradaptasi saat kita berkunjung ke China, Singapura, maupun beberapa negara lain yang tidak menggunakan bidet/ semprotan.

Tidak ada salahnya untuk kita mendengar pengalaman orang lain, namun hal itu jangan sampai menghalangi kita untuk mencoba hal baru. Kita harus mencobanya sendiri, baru kemudian kita dapat berbagi pengalaman kita sendiri kepada orang lain. Lagipula, belum tentu pengalaman yang didapatkan setiap orang akan sama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline