Lihat ke Halaman Asli

Unni Rizka

Freelance yang nyambi jadi IRT, eh kebalik

Kasih Sayang Ibu yang Luas

Diperbarui: 3 Januari 2018   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sampai saat ini ibu selalu sigap membantu saya walaupun telah menikah. Bukan tak percaya dengan kemampuan kami, ibu tahu kami baru memulai sebuah pergaulan dalam sebuah masyarakat. Salah masuk ke lingkungan tersebut bisa menyebabkan kami sulit berbaur.

Sehabis menikah saya langsung merantau mengikuti suami ketempat kerjanya. Memulai hidup baru dengan lingkungan baru bisa dibayangkan tantangannya.

1 bulan pertama belum terasa adaptasinya, karena kami tinggal di mess. Tak masalah tanpa sosialisasi, orang silih berganti masuk.  Tidak punya tetangga yang jelas.  Selanjutnya kami mendapatkan jatah rumah dari perusahaan, mulailah kehidupan bermasyarakat yang sesungguhnya.

Adatnya masuk tempat baru harus pakai salam, dengan cara kenalan kepada tetangga terdekat. Saya beruntung dirumah kami mayoritas orang sesuku, bukannya sara tapi adaptasi sesuku akan lebih mudah bukan?  Walaupun begitu kenalan harus tetap dilakukan.

Biasanya kenalan itu dengan mengundang tetangga terdekat dan disertai dengan acara makan-makan. Duh pusingnya, memikirkan menu yang akan dibuat, berapa banyaknya ditambah lagi peralatan dapur yang masih minim.

Ibu tempat curhat pertama dan tanpa diduga 3 hari kemudian ibu dan ayah datang mengunjungi kami. Bahkan mereka membawakan menu masakan setengah jadi untuk acara tersebut. Sebuah kejutan yang Indah dan takkan pernah terlupakan.

Kekhawatiran ibu membuat beliau langsung memutuskan datang ke tempat kami. Sengaja memasakkan menu dari rumah karena memasak dengan jumlah banyak akan sulit ditempat saya,masalah utamanya kurang peralatan masak.

Masalah lainnya akan sulit minta bantuan tetangga untuk membantu memasak. Pasti sama-sama kikuk.

Acara berlangsung sukses dan sehari setelahnya orang tua pulang. Jadi orang tua datang hanya untuk kami,mereka rela menempuh puluhan kilometer demi anaknya.

"Mencuri" waktu diantara kesibukan mereka. Betapa besarnya kasih sayang orang tua terutama ibu. Beliau rela mengeluarkan uang yang banyak, memasak dengan jumlah banyak seorang diri ditengah kesibukannya sebagai guru.

Ibu tak pernah lelah untuk anaknya, itulah kasih sayang ibu tanpa batas dan tak bersyarat. Kasih sayang ibu takkan terbalas walaupun berusaha membalasnya sepanjang hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline