Lihat ke Halaman Asli

Unni Rizka

Freelance yang nyambi jadi IRT, eh kebalik

Bersama Mengatasi Kekerasan pada Anak dan Perempuan

Diperbarui: 7 Januari 2017   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ketika berbicara kekerasan pada anak dan perempuan ingatan kita akan melayang pada kasus anggeline, pembuangan bayi dsbnya. Eno, yuyun yang meninggal dengan cara dianiaya sebelum nyawa melayang mereka telah alami kekerasan seksual.

Kasus diatas menjadi mudah diingat dan diketahui karena adanya ekspos dari media. Membangunkan kita dari tidur panjang terhadap ketidakpedulian dengan lingkungan.

Selama ini ketika terjadi kekerasan sikap yang banyak ditunjukkan adalah ketidakpedulian.Selama ini tidak menyangkut urusan keluarga sendiri biarkan saja .Atau tidak ingin berurusan dengan pelaku membuat kita mengabaikannya.

Faktor lain penyebab suburnya kekerasan adalah ketidaktahuan tentang manakah yang termasuk kekerasan. Kekerasan yang diketahui hanya sebatas fisik dan seksual saja.

Perkembangan teknologi dan informasi membuat akses kekerasan mudah terjadi. Media sosial mempermudah prektiknya. Banyak kasus terjadi karena berkenalan dengan teman baru malahan apes. Anak yang hilang dari rumah atau perselingkuhan makin marak.

Kekerasan itu luas cakupannya. Kekerasan pada anak adalah tindakan secara fisik, seksual, penganiayaan emosional dan penelantaran. Bentuk kekerasan fisik begitu mudah diamati dari adanya bekas pukulan dsbnya.

Ternyata Menampilkan pornografi termasuk dalan kelompok kekerasan seksual.Jadi kita hanya terjebak dengan pelecehan seksual sebagai bentuk dari kekerasan seksual.

Kekerasan emosional sulit untuk dideteksi secara langsung sebab kejadian ini biasanya terjadi saat anak interaksi dengan teman sebaya. Contohnya menghardik,mengejek, memanggil dengan nama yang tidak disukai dsbnya.Anak akan jarang mengadu sebab takut dan tidak ingin kehilangan teman bermainnya.

Penelantaran adalah keadaan dimana orang dewasa yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anaknya malah mengabaikannya. Contohnya tidak bisa masuk sekolah, sakit tidak dibawa ke dokter dsb.

Seperti halnya anak, pada wanita kekerasan juga luas cakupannya seperti kekerasan fisik, seksual, psikologi, spritual dan finansial. Memaksakan agama termasuk dalam kekerasan spritual. Contoh kekerasan ekonomi adalah melarang wanita bekerja diluar rumah atau memaksanya bekerja menjadi penghasil uang.

Wanita dan anak menjadin Kelompok yang rentan terkena kekerasan dalam hidupnya.  Masalah ini harus diatasi jika tidak akan menjadi fenomena gunung es.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline