Lihat ke Halaman Asli

Perihal Peta dan Temali

Diperbarui: 29 Januari 2016   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku punya kecenderungan kesasar dalam level yang mengkhawatirkan. Bukan satu kilometer atau dua kilometer tapi bisa sampai dengan 40 km! Payahnya lagi aku tak begitu paham menggunakan google maps dan tidak membawa peta atlas sebagai acuan jika ada kendala teknis. Aku hanya membawa peta yang dibuatkan oleh rekanku dalam satu forum yang disesuaikan dengan daya jelajahku yang lemah. Dan tentu saja aku belum pernah merambah Sumatera, kecuali aku pernah numpang lahir di Sigli, Aceh. Itu saja.

Sungguh, petualanganku kemarin membuat banyak orang sesak nafas, lalu menjulukiku dengan banyak sebutan, nekat, konyol, dan gila. Duhhhh

Dalam forum yang kuikuti di facebook, dunia hobi selalu  mempunyai ciri-ciri yang khusus. Dulu sekali sewaktu aku bekerja di sebuah media hobi yang akhirnya bangkrut, aku selalu merasa takjub sendiri dengan para penghobi yang rela melakukan apa saja untuk apa yang dicintainya, orang-orangnya pun lebih hangat, dan aku sering harus menjadi pendengar yang setia ketika mereka bicara tentang apa yang dicintai dan menjadi kebanggaan dalam hidupnya.

Nusantaride adalah sebuah forum yang kutemukan tanpa sengaja ketika aku mulai putus asa mencari informasi solo riding ke Sumatera. Berbulan-bulan aku mencari di google dengan banyak kata kunci, tapi akhirnya Tuhan mempertemukan dengan caraNya ketika aku hampir patah arang. Di tanggal 30 Agustus 2015 lah kali pertama aku mengajukan sebuah pertanyaan, yang akhirnya menghubungkan aku dengan banyak orang dengan hobi yang kurang lebih sama. Memberiku banyak informasi, fokus di titik-titik tertentu, dan tentu saja peta. Peta, sang penunjuk arah.

Andre Prayhard Prihardi

Aku memanggilnya om Andre, karena sepertinya panggilan Om, Pakde, Bro, Sist, Tante, sudah sangat familiar di forum ini, walau untukku pribadi butuh waktu untuk membiasakannya. Dalam salah satu komentarnya, om Andre, menawarkan untuk membantuku membuatkan jalur yang relatif aman untuk kulalui. Dalam komentar-komentar lainnya, aku menilai om Andre ini punya kapabilitas  area Sumatera dengan sangat baik. Tentu saja tawaran ini tidak aku lewatkan begitu saja. Bahkan aku perlu waktu untuk menyusun pertanyaan-pertanyaanku sendiri yang kadang membingungkan. Tapi aku lega om Andre bisa membaca maksud pertanyaanku yang kadang sering kuanggap aneh. Om Andre juga menjelaskan dengan cukup gamblang dan sabar menghadapi pertayaanku yang kadang tidak penting. Hahaha.

Peta yang dibuatkan om Andre ini dari google maps yang disesuaikan dengan kemampuan jelajahku setiap harinya. Jika kota yang akan kusinggahi itu sebuah kecamatan, maka om Andre akan membuatkan catatan sedikit tentang kota itu. Beliau juga memberiku informasi, di daerah mana saja aku harus lebih hati-hati terutama antara Lampung sampai dengan Palembang. Selama perjalanan, jika ada yang tidak aku tahu, orang pertama yang kuhubungi pasti om Andre. Dari peta yang diberikan padaku, memang ada beberapa perubahan jalur. Itu semata-mata karena aku ingin menyebrang ke pulau Samosir, yang akhirnya aku ke Medan melalui Pangururan, bukan melalui Pematang Siantar.

Aku hanya bertemu kurang dari 30 menit ketika pulang ke Bandung. Karena waktu berangkat, aku tak menemukan letak rumahnya, maklum saat itu aku sedang grogi bertemu pertama kalinya dengan lintas Sumatera.

 

Kisemar Arry Lufti

Nah , beliau ini tinggal di Banda Aceh. Waktu pertama berkomentar di pertanyaanku, rata-rata mereka memanggil dengan sebutan suhu. Jadi, aku menyimpulkan bahwa beliau ini sudah sepuh, lalu aku memanggilnya dengan sebutan pakde. Hahahaha

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline