Lihat ke Halaman Asli

Mengapa harus Bikepacker (Motor)

Diperbarui: 13 Agustus 2015   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kopi enak"]

[/caption]Setahun lalu perjalanan saya selama dua bulan itu, masih saja meninggalkan pertanyaan-pertanyaan sisa yang masih sering ditanyakan sampai dengan sekarang. Di satu sisi, saya tentu memahami sahabat, kerabat, dan rekan-rekan yang menanyakan, mengapa saya harus memilih motor? Tentu mereka yang menanyakan itu tahu betul, kalau saya ini bukan seorang biker atau sejenis petualang yang menyukai tantangan ekstrim. Di mata mereka saya hanyalah seorang anak rumahan dan mantan mbak-mbak kantoran yang kebetulan saja lebih menyukai pekerjaan lapangan.

Perlu setahun untuk mengemas kepingan-kepingan jawaban dari setiap pertanyaan-pertanyaan kepo mereka tentang motor sebagai moda transportasi mengelili Jawa, Bali, Madura dan Lombok. Baiklah. Saya mencoba menjelaskan alasannya dengan cara saya.

Satu, motor jelas kendaraan praktis, di beberapa tempat wisata yang lokasinya terpencil, tentu tidak bisa masuk dengan kendaraan roda empat atau lebih. Dengan menggunakan motor, lebih leluasa menjelajah tempat-tempat menarik yang biasanya nyempil.

Dua, untuk yang sering mabuk kendaraan karena kepungan AC atau supir ugal-ugalan, motor adalah solusinya, karena kita yang mengendalikan sendiri kendaraan dan bagaimana pun udara di luar sana jauh lebih sehat.

Tiga, bisa istirahat kapan pun, dimana pun, dan berhenti mendadak untuk sekedar memotret sesuatu yang indah atau menonton sebuah mobil pick up yang terjun bebas ke sawah yang mengering.

Empat, bebas macet. Bisa selap-selip dengan menggunakan jalur kiri, tanpa harus mengomel sepanjang jalan karena macet. Itu buang waktu dan emosi yang tak perlu.

Lima, kalau lagi kehabisan bensin karena lupa, tinggal di dorong atau kalau lagi beruntung, suka ada yang menawari untuk mendorong kenalpot motor sampai dengan SPBU, hehehe.

Enam, jelas murah lah. Saya tak bisa membayangkan berapa budget yang harus saya keluarkan jika perjalanan saya menggunakan pesawat, bis atau bahkan kereta. Saya hanya perlu mengeluarkan bensin dan service motor setelah tiga ribu kilometer.

Tujuh, menjelajahi luasnya Indonesia dengan segala rincian keindahan dan keruwetannya, jelas terekam dengan baik di setiap kilometer dengan menggunakan motor.

Delapan, silaturahmi jelas lancar jaya. Beberapa kerabat dan teman-teman saya di daerah, akses menuju rumahnya, kalau tidak dilalui jalur angkot, ya harus mblusuk ke gang-gang sempit. Lah, kalo gak bawa motor, bisa runyam urusan waktu dan urusan duit.

Sembilan, kenal dengan lebih banyak orang. Rata-rata di SPBU, biasanya kami saling bertukar sapa dengan sesama pengendara motor yang sedang berisitirahat. Saling memberikan informasi mengenai jalur yang lebih cepat atau jalur yang aman untuk pengendara perempuan seperti saya. Saling menasehati untuk tetap awas dan waspada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline