Lihat ke Halaman Asli

Remah

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tak mengapa aku memunguti remah-remahmu,

itu untuk aku hidup,

untuk aku ada dan mengenalkan ku pada bumi yang mulai penuh

seringkali lelahku menghitung setiap butiran remah

kusisakan pada bejana tua beserta sisa-sisa terbuang yang sering terpinggirkan

setiap malam pula aku menghitung setiap langkah dalam ribuan kilometer

berdesakan dengan kertas-kertas tua, bersisian dengan bergelas-gelas kopi

bersama cahaya redup dari layar laptopku

seringkali mereka menyudutkanku dalam kata

lalu dengan sisa-sisa kepercayaan diri

ku tunduk kan kepala, mengiyakan kesalahan interpretasi yang kubuat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline