Lihat ke Halaman Asli

Shefrin NP

Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa KKN UNS Ajak Kelompok Tani Ternak (KTT) Manfaatkan Limbah Ternak Menjadi Pupuk Organik

Diperbarui: 15 Februari 2023   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Gambar 1. Pelaksanaan Program Kerja Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Ternak dan Pembuatan Pupuk Organik)

KARANGANYAR- TIM Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 93 melakukan sosialisasi dan demonstrasi tentang pemanfaatan limbah ternak di Kelompok Tani Ternak (KTT) Dusun Ngaliyan, Desa Gemantar, Kecamatan Jumantono, Karanganyar agar dapat diolah menjadi pupuk organik sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dalam bidang pertanian.

TIM KKN UNS 93 dengan anggota Miftakhul Jannah (FIB), Ahlul Wursita Kumar (FISIP), Shefrin Nur Pawestri (FISIP), Salsabilla Gifta Setyowijaya (FISIP), Tegar Berlivian Zaeni (FP), Nur Isnaeni (FT), Felicita Atma Suharja (FKIP), Fitri Kusuma Nastiti (FKIP), Andrea Salsalova (FKIP), Rifki Zhulfian Najid (FKIP), dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Wijianto, S.Pd., M.Sc., mengambil judul "Sustainability Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Sosial, Ekonomi, dan Pendidikan di Desa Gemantar, Kecamatan Jumantono" ini memiliki program kerja, salah satunya adalah sosialisasi dan demonstrasi pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk organik yang dilakukan pada Sabtu, 4 Februari 2023 kemarin.

Kegiatan tersebut didasari dari mayoritas masyarakat di Desa Gemantar yang berprofesi sebagai petani sedangkan subsidi pupuk yang semakin lama semakin berkurang menyebabkan para petani harus membayar dua kali lebih mahal untuk mendapatkan satu karung pupuk kimia. Sehingga, Tim KKN UNS 93 menawarkan solusi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang diiringi dengan pupuk organik supaya lebih hemat dikantong serta tidak membahayakan ekosistem lingkungan sekitar, khususnya tanah.

Tim KKN UNS 93 melakukan demonstrasi dengan menggunakan kotoran ternak sapi yang diawali dengan sosialisasi tentang bahaya penggunaan pupuk kimia yang berlebihan serta menjelaskan bagaimana langkah-langkah pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak yang kemudian diikuti dengan praktek langsung oleh para anggota KTT, Sabtu (04/02/2023).

"Saya melihat para anggota KTT berantusias dalam kegiatan demonstrasi ini meskipun berdasarkan survey yang kami lakukan sudah banyak kegiatan serupa dilakukan tapi para anggota masih tetap memiliki antusias yang tinggi dalam hal ini," ujar Ahlul Wursita, selaku Ketua Tim KKN UNS 93

Kegiatan ini juga diapresiasi oleh Kepala Dusun Ngaliyan, Parjo. Sebagai Kepala Dusun ia mengungkapkan bahwa sosialisasi dan demonstrasi seperti ini perlu sering dilakukan untuk memotivasi warga, khususnya petani untuk memanfaatkan apa yang mereka bisa gunakan untuk menekan konsumsi pupuk kimia.

Beliau selaku, seorang yang telah menggunakan pupuk organik dalam kegiatan pertaniannya mengaku jika penggunaan pupuk organik tidak mengubah hasil panen, dengan catatan penggunaan pupuk organik diimbangi dengan pupuk kimia dengan perbandingan 50:50. Sehingga beliau berharap dengan adanya program ini para anggota KTT dapat memanfaatkan limbah kotoran ternak sebagai bahan pupuk organik seperti yang beliau sudah lakukan.

Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi yang dilakukan oleh Jatikuwung Innovation Center (JIC), tentang bahaya penggunaan pupuk kimia secara berlebih dan pentingnya memanfaatkan kotoran ternak menjadi pupuk organik.

 (Gambar 2. Sosilalisasi Bahaya Pupuk Kimia dan Pentingnya Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak Sebagai Alternatif Pupuk)

Sosialisasi dilakukan guna memberitahukan tentang bahaya penggunaan pupuk kimia yang dilakukan secara terus menerus dengan jumlah yang banyak. Sehingga alternatif pengganti pupuk kimia perlu diusahakan, salah satunya adalah dengan memanfaatan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik. Kegiatan tersebut kemudian dilanjutkan dengan praktek langsung pembuatan pupuk organik yang dilakukan oleh para anggota KTT.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline