Lihat ke Halaman Asli

Senja Kelam Bunda

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jangkrik itu berdendang tanpa beban,

Sang kodok pun tak hentinya saut-sautan,

Ditemani gemericik hujan turun,

gelisah hati menyeruak seketika,

mendengar keluh kesah ibunda,

diam,….

Tanpa sepatah kata yang keluar,

Mulut ini terdiam membisu,

Kelam,…

Mendengar cerita perih hidup ini,

Curhat bunda itu hanya mampu kudengar,

Tak mampu lagi ku angkat bahu ini untuk bunda,

Diujung usianya yang senja,

Ku tak mampu bahkan mengangkat deritanya,

Perih rasanya mendengar itu semua,

Merintih rasanya hati ini,

Hati hancur seakan disambar petir,

Ku menangis dalam hati,

Hanya Dia yang tahu,

Ku tersenyum seolah tak ada apa-apa,

Bukan ku tak bisa menangis,

Hanya aku pendam sendiri,

Ku tak mau bunda semakin menderita,

Madura, 5 Januari 2013

Catatan Anak Desa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline