Lihat ke Halaman Asli

Kesmas Sebagai Bagian dari Pengendalian DBD di Indonesia

Diperbarui: 18 September 2024   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

KESMAS SEBAGAI BAGIAN DARI

PENGENDALIAN DBD DI INDONESIA 

SHAUZIAH CHELLYCIA / 191241057 

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 

UNIVERSITAS AIRLANGGA 

 

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah satu dari sekian banyak penyakit menular yang menjadi endemic di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit demam berdarah ini sendiri dapat timbul dan ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Adanya penyakit demam berdarah di Indonesia sangat di pengaruhi oleh kebiasaan masyarakatnya dalam mengelola tempat pembuangan sampah dan penyediaan air bersih di setiap rumah.  

Dengan iklim tropis yang dimilikinya, wilayah Indonesia khususnya daerah perkotaan menjadi sasaran yang empuk dalam penyebaran penyakit demam berdarah. Hal itu dapat disebabkan  dari padatnya populasi penduduk, perubahan iklim, juga kesadaran masyarakat yang masih rendah. Dengan beberapa faktor yang telah di sebutkan diatas membuat kasus penyebaran penyakit DBD di Indonesia meningkat di setiap tahunnya. 

Salah satu tantangan utama dalam penangan penyakit DBD adalah perubahan iklim. Curah hujan yang tinggi dan panjang serta iklim yang hangat menjadi keadaan yang sangat nyaman bagi nyamuk Aedes aegypti untuk melakukan perkembang biakan juga melakukan penyebaran. Selain itu, perpindahan duduk dari desa ke kota yang tidak terkontrol di banyak wilayah di Indonesia mengakibatkan munculnya pemukiman padat penduduk tanpa di lengkapi dengan sanitasi yang memadai, memperparah situasi yang ada. 

Kebiasaan menimbun sampah dan tidak menjaga kebersihan lingkungan sekitar juga memberikan kontribusi yang cukup besar dalam tantangan pengendalian penyakit demam berdarah. Kurangnya kesadaran masyarakat bahwa sangat penting membangun kebiasaan senang membersihkan tempat air disimpan, menutup tempat penyimpanan air, serta menguras bak-bak yang menjadi tempat penimpanan air menjadi hambatan utama dalam melakukan pengendalian penyakit demam berdarah. 

Selanjutnya, permasalahan dalam pendanaan dan penyediaan akses layanan kesehatan  yang  kurang  memadai  juga  berperan  dalam  memberikan  tantangan penangan penyakit demam berdarah. Fasilitas dan penanganan medis yang tidak memadai membuat penangan pasien tidak optimal.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline