Lihat ke Halaman Asli

Shasha Amelia

Mahasiswa

Mengukir Warna, Mengukir Harapan: Kisah Inspiratif Ibu S Wirausahawan Batik Tulis Kombinasi Colet

Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bu S, seorang wirausaha berusia 46 tahun dari salah satu daerah di Jawa Tengah, adalah seorang pengusaha batik tulis yang inspiratif. Kisah perjalanannya dimulai pada tahun 2012, ketika ia mendapatkan pelatihan dari BUMDES di desanya. Setelah pelatihan tersebut, ia berkolaborasi dengan BUMDES untuk memulai usaha pewarnaan batik tulis.

Awalnya, Bu S mempelajari teknik pewarnaan alami, tetapi seiring perkembangan zaman, ia beralih menggunakan pewarna sintetis seperti remasol, yang lebih sesuai untuk pewarnaan tradisional dan modern. Ia menjaga kualitas produknya dengan memilih bahan pewarna terbaik dan memastikan proses pengeringan sempurna, karena sedikit kesalahan bisa merusak kain. Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah saat menggunakan warna naptol, karena biayanya yang tinggi dan risikonya yang besar. Namun, ia beralih ke remasol yang lebih aman dan tetap memberikan hasil yang berkualitas.

Pasar untuk produk batik yang diwarnai oleh Bu S meliputi penjualan online, reseller mahasiswa, dan bahkan pasar internasional seperti Malaysia. Meski tidak memiliki motif khusus, ia mampu menyesuaikan motif dan warna sesuai permintaan pelanggan. Proses pembuatan satu kain batik memerlukan waktu sekitar satu minggu, dimulai dari penggambaran pola, pengisian lilin, pewarnaan, hingga proses akhir perebusan.

Walau pernah mengalami kendala seperti ada warna yang tidak sesuai dengan permintaan maka akan berdampak pada kualitas kain, Bu S tetap optimis karena saingannya dalam bisnis ini sangat minim. Dengan tim yang terdiri dari sekitar 25 pembatik, ia mencari pegawai yang siap bekerja keras, berpikiran panjang, dan mampu menjaga emosi.

Dalam sehari, Bu S dan timnya dapat menghasilkan sekitar 40 potong kain, dengan setiap kain berukuran 2,4 x 1,15 meter dijual dengan harga 300-500 ribu rupiah. Prinsip yang ia pegang dalam menjalankan usahanya adalah sebagai seorang istri dan ibu, ia tetap bisa berkontribusi untuk keluarga dengan mendidik anak-anak sekaligus menjalankan usaha yang membuka lapangan kerja bagi orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline