Lihat ke Halaman Asli

Rempah sebagai Salah Satu Strategi untuk Pandemic Recovery

Diperbarui: 11 Juni 2022   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

indozone.com, grid.id

      Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi. Indonesia memiliki sejumlah karakteristik yang dapat  menempatkan negara ini ke posisi yang baik untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Selama masa pandemi covid 19, perekonomian dunia dan Indonesia mengalami perlambatan.  

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, kinerja sektor pertaninan dan perkebunan di tengah perlambatan ekonomi masih cukup positif. Ini ditandai dengan masih jalannya proses ekspor untuk beberapa komoditas, seperti kopi, kapulaga, karet, hingga produk turunan kelapa sawit, terutama di sejumlah daerah. 

Di sisi lain, Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh 15,0 persen yang didorong oleh peningkatan produksi obat obat-obatan, multivitamin, dan suplemen seiring dengan meningkatnya permintaan produk Kesehatan. 

"Di saat semua sektor terpukul oleh adanya Covid-19, tapi kinerja sektor pertanian tidak terpengaruh, terutama subsektor perkebunan sebagai bagian dari pertanian," kata Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Direktorat Perkebunan Kementan Heru Tri Widartodalam keterangannya di Jakarta, Rabu (25/8) seperti dalam siaran persnya.

 Pada tahun 2020 beberapa komoditas mengalami peningkatan yang cukup besar. Seperti tanaman obat, rempah-rempah, aromatic, kopi, teh, kakao, lada hitam, cengkeh, dan lain-lain yang didukung oleh kenaikan harga di beberapa komoditas andalan Indonesia. Kementrian Perdagangan (Kemendag) melihat potensi rempah dan bumbu Indonesia bisa kembali berjaya. 

Peluang kembali berjayanya rempah sangat mungkin terjadi, bukan hanya untuk sektor makanan dan kuliner, banyak rempah yang juga digunakan untuk bahan industri farmasi, kecantikan, dan obat. 

Pemerintah saat ini sedang berupaya meningkatkan ekspor pertanian, termasuk komoditas rempah. Rempah-rempahan merupakan salah satu penopang ekspor komoditas pertanian yang melonjak pada masa pandemi covid 19. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa rempah-rempah dapat digunakan untuk obat tradisional.

Rempah-rempah memiliki berbagai macam manfaat untuk kesehatan. Khasiatnya pun beragam dan sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Seperti kunyit yang bermanfaat sebagai obat antiradang, kayu manis untuk melawan peradangan dan kolestrol, cengkeh yang mengandung vitamin dan mineral untuk tubuh, 

jahe obat akami saat demam dan mual, serta cengkeh yang mengandung vitamin yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

 Salah satu rempah yang banyak di ekspor adalah jahe merah. Tidak hanya untuk bahan masakan, jahe merah dapat digunakan untuk obat dan menambah imun dimasa pandemi seperti ini. Pandemi covid-19 pada tahun 2020 meningkatkan minat ekspor jahe merah di berbagai negara. 

Tidak hanya benua asia, jahe merah juga di ekspor ke Amerika dan Eropa. Pertengahan tahun 2021, ekspor jahe berlangsung 7 kali dengan jumlah 10,2 ton dengan nilai ekonomi mencapai 323 juta rupiah. 

Sebagai negara agraris dengan jutaan kekayaannya, sektor pertanian memiliki peluang yang sangat besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Ekspor komoditas perkebunan dan pertanian yang melonjak di tengah pandemic menjadi salah satu sumber devisa negara saat ini.

 Pemerintah juga terus berupaya menekan kinerja para petani pertanian maupun perkebunan. Saya berharap, para petani dapat memberikan idenya demi menghasilkan bibit unggul agar terciptanya hasil rempah yang berkualitas. 

Jika dilakukan dengan baik, maka indoensia mendapatkan peluang yang besar di masa pandemic saat ini. Keberhasilan ekspor ini, diharap dapat membawa dampak baik bagi kesejahteraan para petani di tengah pandemi covid-19.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline