Lihat ke Halaman Asli

Sepertinya...

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti udara yang mengalun, wajah sendumu memenuhi ruang mataku. Di setiap jeda, aku menemukan wajahmu dengan rindu yang begitu tebal. Apa yang kau cari di celah-celah itu? Sementara langit telah kehilangan jingganya dan rembulan telah memutuskan untuk bersandar sejenak di bahu malam, maukah kau menemaniku pergi?

Aku merambat bagai nyanyian yang tak terarah, meniti nada yang tak jua berhenti. Aku tak tahu di mana jalan itu. Aku tak tahu di mana ujung lubang yang menganga lebar di sisi malam. Aku tak tahu. Karena malam telah merasa putus asa dengan rindu dan sendu yang menutup seluruh cahaya tubuhmu. Aku merasa rindu pula dengan apa yang kau tebarkan.

Apakah kau merasa kehilangan senja sebagaimana aku kehilangan sukmaku?Apakah kau merindukan kehadiran bintang sebagaimana jiwa mu merindukan gelap yang telah lama kau dapatkan? Aku khawatir dengan apa yang ku rasakan, dan nampaknya kau tak telalu peduli dengan apa yang aku rasakan selama ini.

Aku menunggumu di antara derai hujan yang kau angan-angankan. Aku menunggumu dalam lembut angin yang meruntuhkan. Aku menunggumu dalam gelap yang kini tak lagi dapat ku definisikan. Aku merasa aku mulai ragu. Aku kehilangan senjaku dan sepertinya, aku mulai akan kehilanganmu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline