Lihat ke Halaman Asli

Demi Senyummu

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku merangkaikan rintik hujan di penghujung matamu. Merajutnya bersama tungkai kesetiaan yang ku harap menjelma menjadi malam. Semerbak wangi tanah membangunkanmu dari mimpi panjang, menitipkan senyum dan meniti sudut-sudut cinta di hatiku. Kau membuka tanganmu dengan rindu yang membiru, terluka di masa yang telah berlalu dan mengembang di hari-hari ini.

Aku menemukanmu di tepian senja, tanpa bermaksud mengusik kering yang kau nikmati. Kau tahu kan? Waktu itu kau terduduk dalam kelam yang membisu. Lalu aku tahu, aku telah mendapatkanmu.

Maka hari ini, aku ingin membukakan pintu di antara bisik-bisik pilu. Aku membangin kembali dinding-dinding di lapangan suasana, memasangkannya dan merapatkannya dalam hatimu. Agar kau aman. Agar kau nyaman. Agar kau hangat. Agar kau kuat. Agar kau berbahagia.

Satu lagi; agar aku bisa kembali memeluk senyum indahmu :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline