Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Ciong pada Budaya Penganut Konghucu

Diperbarui: 18 April 2022   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Asal usul dan latar belakang setiap manusia yang beragam menjadi suatu keunikan tersendiri yang memiliki peran penting dalam membentuk manusia. Budaya menjadi salah satu aspek yang memengaruhi manusia, mulai dari cara berpikit, berperilaku bahkan cara berkomunikasi.

Bagaimana suatu budaya dapat bertahan ditengah perkembangan manusia?

Komunikasi merupakan inti dari suatu budaya. Budaya tidak akan eksis tanpa komunikasi dan sebaliknya komunikasi pun tidak akan eksis tanpa peranan budaya. Melalui komunikasi, manusia akan mempelajari perilaku-perilaku yang muncul yang terikat secara erat dan dinamis oleh budaya. Jadi budaya dapat bertahan karena adanya kontribusi dari pelaku budaya.

Pelaku budaya yang saat ini masih menjunjung tinggi nilai dan pewarisan budaya adalah etnis Tionghoa, yang dimana penganut Konghucu merupakan salah satu bagian dari etnis Tionghoa yang sampai sekarang sangat memegang erat penerapan tradisi dan budaya.

Budaya Feng Shui adalah fenomena budaya penganut konghucu yang merupakan sebuah ilmu yang terdiri dari empat energi buruk yang digunakan untuk membantu memperbaiki hidup manusia. Feng Shui juga seringkali digunakan sebagai alternatif pegangan untuk memperoleh energi Sheng Qi. Energi tersebut niscaya dapat membawa keharmonisan dengan orang-orang terdekat, hoki dalam berbisnis serta kemakmuran hidup. Dalam penerapannya, jika mengenal Feng Shui maka kita juga akan mengenal energi Sha Qi yang merupakan kebalikan dari energi Sheng Qi. Sha Qi dipercaya dapat membawa bencana dan kesengsaraan dalam hidup. Ketika seseorang mendapati energi Sha Qi maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut sedang terkena Ciong atau ketidakselarasan yang membawa pengaruh buruk atau energi negatif. Ciong terjadi ketika orang tersebut kekurangan keseimbangan elemen alam dalam dirinya. Elemen air, kayu, api, tanah dan logam fitrahnya harus dapat saling melengkapi namun ketika terkena Ciong justru saling bertolak belakang satu sama lain.

Apa saja ya bentuk-bentuk budaya Ciong?

Menurut Master Philip Cheong dalam bukunya Tabu-tabu Cina Kuno meyebutkan bahwa terdapat beberapa hal yang dilakukan untuk menghindari energi Sha Qi yang dapat mengundang Ciong, yaitu:

  • Menghindari menempati rumah tusuk sate, rumah yang berbau amis serta memastikan posisi pintu di dalam rumah tidak berseberangan dan berhadapan, karena menurut kepercayaan kuno, hal tersebut dapat mengundang bencana dan mengancam jiwa
  • Menghindari peletakan cermin yang menghadap kasur atau tempat tidur, menempatkan ke tempat tidur dapat menyebabkan ketidakharmonisan, ketidaksetiaan dan perpecahan dalam kehidupan pernikahan sebab cermin menurut tradisi dapat menarik jiwa ketika manusia sedang tidur
  • Mengindari menanam tumbuhan tertentu di depan rumah, sebuah pohon yang menghadang depan pintu utama rumah dipandang sebagai pertanda buruk sebab dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan aneka penyakit bagi penghuninya

Seperti apakah persepsi penganut Konghucu terhadap budaya Ciong?

Ciong sudah dikenal secara turun temurun oleh Etnis Tionghoa sendiri. Penganut Konghucu meyakini keberadaan Ciong yang merupakan bagian dari kitab Yi Jing, salah satu kitab ajaran Konghucu. Sehingga Ciong sendiri berkembang di dalam masyarakat sebagai bagian dari budaya. Bagi penganut Tionghoa yang meyakini Ciong akan dilakukan sebuah ritual yang bernama Ciswak atau ritual menolak bala. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Larry A. Samovar, Richard E. Porter dan Edwin R. McDaniel mengenai teori karakteristik budaya dalam buku yang berjudul Komunikasi Lintas Budaya bahwa karakteristik budaya itu dapat dipelajari, dibagikan, diturunkan dari generasi ke generasi serta didasarkan pada simbol melalui sebuah proses komunikasi.

Jadi komunikasi yang berlangsung dari generasi tua kepada generasi muda membuat suatu budaya yang berisi nilai-nilai yang ada akan diwariskan kepada generasi berikutnya. Seperti Ciong yang berisi nilai dan ciri khas sehingga menjadi warisan bagi penganut Tionghoa.

Referensi:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline