Lihat ke Halaman Asli

Wavicka Nourma Kamila

Educational Technology Enthusiast

Strict Parents? Apa Sih Itu? Baik atau Buruk?

Diperbarui: 16 April 2022   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

So guys, dulu banget aku pernah membuat sebuah QnA di akun Instagram aku @wavv__ (masih ada di highlight) dengan pertanyannya seperti ini "Bagaimana sih strict parents atau toxic family menurut kalian?"

 

Dan disitu aku dapat berbagai jawaban dari opini-opini teman-teman aku di Instagram, ada yang belum tau sama sekali, ada yang jawab "let their children to bear with lack of experiences to explore their will", ada yang jawab "selalu meminta anaknya untuk seperti yang mereka harapkan meskipun anaknya tidak menyukainya", ada pula yang jawab kalau itu tidak baik, dan masih banyak lagi.

Dokpri

Nahhh, mari kita bahas bersama mengenai Strict Parents!!!

Dalam psikologi, Strict parents yaitu menempatkan standar dan tuntutan tinggi pada anaknya. Strict parents ini bisa termasuk dalam dua gaya asuhan yaitu otoritatif dan otoriter, tergantung pada gaya kedisiplinan yang diterapkan oleh orang tua.

Otoritatif adalah sebuah pola asuh dengan orang tua yang mengasuh, mendukung, dan responsif terhadap anak. Namun tetap memberikan batasan tegas. Sedangkan otoriter adalah pola asuh yang membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti keinginan orang tua. Kalau kamu tim mana nih?

Lalu, apakah strict parents ini baik? atau buruk? Sementara gaya pengasuhan yang ketat dan responsif (otoritatif) menghasilkan hasil terbaik pada anak-anak, gaya pengasuhan yang ketat dan tidak responsif (otoriter) menghasilkan hasil yang merugikan termasuk masalah perilaku, harga diri rendah, masalah pengendalian diri, dan masalah kesehatan mental. Ketika orang berbicara tentang pengasuhan yang ketat, mereka umumnya mengacu pada tipe otoriter.

Strict parents ini memiliki dampak buruk bagi anak loh, apa saja sih?

  1. Strict Parents turn their kids into sneaky actors and liars
    Ketika seorang anak berada di lingkungan yang negatif dan cenderung dibatasi, maka anak berpotensi untuk berbohong dan menyembunyikan kesalahan mereka hanya agar ia tidak mengecewakan orang tuanya dan tidak dimarahi.

  2. Strict Parents provoke rebellion and curtail motivation in their kids
    Bagaimanapun, otonomi adalah keinginan bawaan setiap manusia. Orang tua yang terlalu tegas hingga mencabut otonomi anak akan membentuk anak tersebut menjadi pemberontak. Menurut penelitian, pemberian ancaman hukuman pada anak dapat menciptakan motivasi ekstrinsik dan menurunkan motivasi intrinsik. Anak yang dibesarkan dengan kejam tidak hanya dapat menjadi seorang pemberontak tapi juga menunjukkan inisiatif yang rendah.

  3. Children raised with strict rules lack self-esteem and confidence to make decisions
    Sebuah penelitian menunjukkan bahwa remaja dengan orang tua otoriter kurang mampu mengambil keputusan ketika diberi kesempatan. Anak-anak ini terbiasa diberitahu mengenai apa yang harus mereka lakukan sehingga mereka kurang percaya diri untuk memutuskan dan khawatir membuat pilihan yang salah.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline