Lihat ke Halaman Asli

Ibuku Buta Sebelah Mata

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13275967872099068553

Ibuku hanya punya sebelah mata, aku benci padanya karena dia selalu membuatku malu. Ibuku bekerja dengan memasak untuk murid dan guru guna mencukupi kebutuhan keluargaku.

Suatu hari ketika aku masih di sekolah dasar, ibu mendatangiku untuk mengucap salam. Aku begitu malu dihadapan teman-temanku, mengapa ibu melakukan semua itu. Kuabaikan dia dan melemparkan pandangan benci padanya sambil berlari.

Keesokan harinya, salah seorang teman sekelasku mengejekku dan berkata “eh…Ibumu itu hanya punya sebelah mata”. Aku sangat malu, hatiku sakit dan ingin mati rasanya dan aku ingin ibuku pergi dari kehidupanku.

Aku bertengkar hebat dengan ibuku dan kukatakan padanya “lebih baik ibu mati saja, kalau hanya jadi sumber tertawaan di hadapan teman-temanku”. Ibuku tidak menjawab dan hanya diam, aku sama sekali peduli tentang apa yang telah kukatakan padanya.

Karena aku sangat marah dan kesal kepadanya dan aku tak peduli akan perasaannya saat itu, aku ingin pergi meninggalkan ibu, aku harus pergi dari rumah ini. Aku pun berlajar dengan giat dan berkesempatan belajar ke luar negeri.

10 tahun berlalu, aku menikah dengan gadis pilihanku dan membeli rumah. Aku pun merasa bahagia. Suatu saat ibu mengunjungi kami setelah bertahun-tahun tidak bertemu denganku dan ingin bertemu dengan istri dan anak-anakku.

Ketika ibuku berdiri di depan pintu, anak-anakku mengejek dan menertawakannya. Aku menghardik ibuku dan berkata padanya “apa yang ibu lakukan..? sungguh berani datang ke rumah ini untuk menakut-nakuti anakku, pergi dari sini sekarang…!!!” Ibuku lalu menjawab perlahan “maaf, saya salah alamat” dan dia pun pergi.

Suatu waktu, aku mendapat undangan reuni dari teman-temanku. Aku berbohong pada isteriku kalau aku ditugaskan keluar kota. Usai acara reuni, aku sempatkan diri mampir ke kampung untuk sekedar ingin tahu. Salah seorang teman menghampiriku dan mengatakan kalau ibuku sudah meninggal dunia.

Aku sama sekali tak merasa terharu dan kemudian salah seorang tetangga ibuku menyerahkan sepucuk surat padaku. Katanya surat dari ibuku, lalu aku membuka dan membaca surat itu :

Anakku tersayang, aku memikirkanmu sepanjang waktu. Maafkan ibumu ini karena pernah datang ke rumahmu dan menakuti anak-anakmu. Aku sangat gembira ketika mendengar kabar bahwa kamu akan datang ke acara reuni itu. Aku ingin bertemu denganmu, tapi aku tak bisa bangkit dari tempat tidurku. Maafkan ibumu ini yang telah membuatmu malu ketika kita masih bersama. Ketahuilah anakku…saat kau masih kecil, pernah mengalami kecelakaan yang membuatmu harus kehilangan mata. Sebagai seorang ibu, aku tak bisa berdiam diri dan membiarkanmu tumbuh dengan satu mata saja. Jadi kuputuskan untuk mendonorkan satu mataku kepadamu. Aku sangat bangga pada anakku karena telah memperlihatkan dunia yang baru untukku, di tempatku dengan mata itu dan bersama cintaku. Dari ibumu”

Mungkin sudah pernah anda baca sebelumnya, semoga selalu mencintai ibu kita dengan setulus hati dan penuh kasih sayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline