Fenomena Plat Kuning pada Becak Motor di Malioboro: Sebuah Kajian Sosiologi dan Desain
Malioboro Yogyakarta, merupakan destinasi wisata yang terkenal dengan keunikannya, salah satunya adalah becak motor. Becak motor di Malioboro memiliki plat nomor kuning yang berbeda dengan plat kendaraan umum pada umumnya.
Penelitian ini membahas fenomena penggunaan plat kuning tersebut dari perspektif sosiologi dan desain, khususnya kaitannya dengan identitas, informasi, dan promosi.
Plat Kuning: Identitas Becak Motor
Plat nomor kendaraan bermotor adalah identitas penting. Plat nomor kuning biasanya digunakan untuk kendaraan umum dan angkutan barang, termasuk Transjogja, taksi, hingga delman. Namun, di Malioboro, terdapat fenomena unik, yaitu becak motor yang menggunakan plat kuning yang tidak resmi.
Becak motor ini merupakan modifikasi dari becak kayuh tradisional yang digerakkan oleh mesin. Namun, plat nomor kuning yang digunakan tidak dikeluarkan oleh pemerintah, melainkan oleh Paguyuban Becak Motor Yogyakarta (PBMY).
Plat ini bukanlah legalitas, melainkan identitas bagi anggota paguyuban tersebut.
Fungsi Plat Kuning: Identitas, Informasi, dan Promosi
Plat kuning pada becak motor memiliki beberapa fungsi penting, baik dari segi sosial maupun visual. Pertama, plat kuning ini berfungsi sebagai identitas yang membedakan becak motor di bawah naungan paguyuban dengan yang tidak.
Penggunaan lambang paguyuban pada plat juga menggantikan kode wilayah yang biasanya ada pada plat kendaraan umum resmi.Kedua, plat kuning ini berfungsi sebagai sarana promosi.
Pada beberapa plat becak motor, terdapat tulisan "Destinasi Malioboro" yang menunjukkan bahwa becak motor tersebut melayani rute wisata di sekitar Malioboro, seperti Keraton, Alun-Alun Kidul, dan pusat oleh-oleh bakpia.