Lihat ke Halaman Asli

Shanti Wardaningsih

Dosen Keperawatan UMY, Praktek di RS Asri Medical Center Yogyakarta

Informed Consent sebagai Upaya Perlindungan Hukum bagi Pasien

Diperbarui: 15 Desember 2023   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi

Apakah anda pernah mendengar istilah informed consent?  Jika 'belum'. Yuk simak penjelasan berikut...

Salah pemahaman atau ketidakpahaman tentang tindakan di rumah sakit adalah masalah yang sering terjadi di kalangan masyarakat. Fenomena ini dapat mengakibatkan sejumlah masalah termasuk ketidakpatuhan pasien terhadap perawatan, kebingungan, kecemasan bahkan kesalahan medis. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini pentingnya pemberian informed consent dalam setiap tindakan kedokteran.

Nah, tahukah anda apa itu informed consent? 

Informed consent atau persetujuan tindakan medis adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. 

Pengertian yang lebih luas terkait informed consent adalah memberi izin atau wewenang kepada seseorang dalam melakukan suatu pernyataan setuju atau izin oleh pasien dengan secara sadar, bebas dan rasional setelah memperoleh informasi yang dipahaminya dari tenaga kesahatan/dokter yang memahami tentang penyakitnya

Informed consent bisa dikatakan sebagai bentuk komunikasi antara pasien dan dokter, dengan tujuan memberikan informasi mengenai prosedur dan/atau pengobatan yang direncanakan, risiko tindakan, manfaat tindakan, prognosis penyakit, dan alternatif terapi lain. Dengan begitu, pasien akan lebih mengerti mengenai tindakan yang akan dilakukan.

Siapa saja yang berhak menyetujui informed consent?

Pada prinsipnya yang berhak memberikan persetujuan atau penolakan tindakan medis adalah pasien yang bersangkutan. Namun, apabila pasien yang bersangkutan tidak dapat memberikan persetujuan dikarenakan oleh kondisi tertentu seperti belum cukup umur (termasuk bayi, anak-anak atau remaja di bawah usia 21 tahun), kondisi koma, hilang kesadaran/terjadi penurunan kesadaran (seperti dibawah pengaruh alkohol, pembiusan), lansia dengan demensia (menurunnya fungsi otak, seperti hilangnya memori dan kemampuan  menilai), maka persetujuan atau penolakan tindakan medis dapat diwakilkan oleh keluarga terdekat antara lain suami/istri, ayah/ibu, anak-anak kandung atau saudara-saudara kandung yang kompeten, tidak terganggu atau dalam kondisi sadar penuh, mampu berkomunikasi secara baik, dan tidak mengalami penyakit gangguan mental seperti penyakit kejiwaan sehingga mampu membuat keputusan secara baik.


Tindakan apa saja yang memerlukan informed consent?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline