Setiap orang pasti menginginkan wajah yang bersih dan tidak ada jerawat. Hal tersebut selain agar merasa nyaman tetapi juga agar terlihat baik bagi diri sendiri dan orang lain. Untuk menjaga dan merawat wajah, umumnya membutuhkan beberapa produk seperti pembersih, pelembab, dan lain-lain. Beberapa produk yang dikhususkan untuk perawatan kulit umumnya disebut sebagai skincare. Setiap orang tentu akan berusaha mencoba dan mencari produk skincare yang cocok untuk diaplikasikan ke wajah. Tidak hanya kualitas yang dimiliki produk, tetapi juga memiliki harga yang masih dalam angka yang masuk akal.
Pada awal tahun 2018, Indonesia sempat digemparkan dengan kehadiran satu produk perawatan kulit yang berasal dari merek terkenal di Korea. Produk yang terkenal pada saat itu membuat banyak orang yang mengincar produknya. Hal tersebut membuat produk menjadi susah didapat dan bahkan seseorang harus melakukan Pre Order (pemesanan) saat ingin mendapatkan produk tersebut. Produk tersebut ialah Aloe Vera Gel yang diproduksi oleh Brand Nature Republic. Ketika seseorang berhasil mendapati stok produk tersebut, seseorang akan rela memborong banyak agar menjadi stok pribadinya.
Aloe vera merupakan sebutan lain dari lidah buaya. Seperti yang telah kita ketahui bahwa lidah buaya merupakan salah satu bahan yang memiliki banyak khasiat. Beberapa kandungan antioksidan, mineral, dan vitamin A, E, C mampu meredakan iritasi kulit serta menjaga kondisi kulit. Tidak hanya itu, aloe vera juga diyakini dapat memberikan kelembaban yang baik bagi kulit yang kering.
Nature Republic (merek terkenal di Korea) mendapatkan reaksi antusias dari konsumennya saat merilis produknya yaitu Aloe Vera Gel. Hal tersebut dikarenakan kandungan lidah buaya tersebut hadir dalam kemasan yang praktis. Penulisan 92% kandungan aloe vera di kemasannya juga mengundang ketertarikan konsumen kepada produknya karena secara langsung memberikan gambaran bahwa di produk tersebut terkandung lidah buaya asli. Dari kemasan tersebut juga memberikan gambaran kepada konsumennya bahwa produk tersebut aman dan juga natural.
Budaya populer merupakan budaya yang disukai banyak orang dan mendapatkan persetujuan dari banyak orang. (Storey, 2015)
Contoh produk tersebut termasuk dalam budaya populer. Hal tersebut dikarenakan hampir sebagian besar masyarakat menyukai produk itu hingga akhirnya menjadi hal yang sulit untuk mendapatkan stoknya. Banyak orang yang mengejar dan menyetujui klaim dari produk tersebut yang mampu meredakan iritasi kulit dan juga memberikan kelembaban di kulit. Melihat hal itu menunjukkan selain disukai oleh banyak orang, tetapi juga mendapatkan persetujuan dari banyak orang.
Budaya populer juga dapat didefinisikan sebagai budaya yang tersisa dari high culture. Sehingga budaya populer ini memberikan praktik-praktik yang gagal memenuhi standar di high culture. Budaya populer lebih memperlihatkan penilaian atas praktik tertentu.
Pada masa kejayaan aloe vera gel milik Nature Republic sempat dipasarkan dengan harga yang cukup tinggi. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi penjualannya dikarenakan masyarakat memahami bahwa produk tersebut efektif untuk kulit maupun bekas luka. Penulisan kandungan 92% juga membuat konsumennya memiliki gambaran bahwa produk tersebut alami.
Alasan lain dari tingginya harga jual produk tersebut dikarenakan pada saat itu dikarenakan antusiasme calon konsumen yang tinggi tentu membuat produk yang dibeli juga akan relatif banyak. Namun kepopuleran dari Aloe Vera Gel Nature Republic, tidak bertahan lama. Keberadaan produk tersebut semakin lama semakin mereda. Hal tersebut dikarenakan banyak produk-produk lokal Indonesia yang juga memproduksi Aloe Vera Gel tersebut. Berbagai macam produk lokal seperti Emina Cosmetics, Wardah, Mineral Botanica, La Tulipe, Herborist, dan lain-lain ikut serta memproduksi produk aloe vera tersebut.
Budaya subkultur muncul karena adanya arus utama yang telah berkembang dan menjadi budaya populer yang baru (Ryan, 2010)
Banyaknya varian merek yang bermunculan tersebut tentu juga membuat adanya variasi harga yang semakin bermacam-macam. Dengan kemunculan produk buatan lokal tersebut tentu masyarakat juga akan ingin mencoba produk lokal dengan kualitas yang tidak kalah bagus dengan buatan luar. Hal tersebut membuat produk ini yang awalnya adalah budaya populer menjadi budaya subkultur.