Lihat ke Halaman Asli

Shania Salma Tsabita

Mahasiswi S-1 Psikologi Universitas Diponegoro

Potret Peer Support dan Psikoedukasi Mahasiswa Undip Dalam Menanggulangi Dampak Covid-19

Diperbarui: 19 Agustus 2020   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi. Pelaksanaan Peer Support (Dokpri)

Gombong, Kebumen- Juli 2020, pelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata TIM II Universitas Diponegoro dilaksakan dengan sistem "pulang kampung", yakni sesuai dengan tempat tinggal mahasiswa. Program ini juga mengusung tema yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, dimana dunia sedang dilanda pandemi covid-19.

Salah satu program yang dilaksanakan di Kecamatan Gombong, khususnya Desa Patemon adalah pembentukan peer support yang ditujukan untuk menanggulangi dampak sekolah daring karena covid-19 yang menimbulkan stress dan depresi. 

Selain itu, adanya program dari pemerintah terkait adaptasi kebiasaan baru juga dibantu penegakan dan sosialisasinya melalui program kedua yakni psikoedukasi dalam bentuk sosialisasi dan juga poster serta pembagian tempat cuci tangan dan sabun di beberapa titik umum sebagai bentuk ajakan langsung dalam menegakkan protokol kesehatan.

"Iya mba, kebetulan karena sekolah daring tugas jadi banyak, materi ga paham, jadi stress. Ngga bisa ketemu temen-temen juga jadi tambah stress aja gitu", ujar salah seorang remaja RT 2 RW 4 Desa Patemon yang merupakan peserta program peer support. Karena adanya masalah tersebut, maka program peer support dilakukan. 

Pelaksanaan program berupa pemberian materi terkait dengan manajemen waktu, regulasi diri, komunikasi asertif untuk membentuk hubungan baik dengan teman, serta cara untuk saling support dalam situasi saat ini. Dengan adanya program peer support, diharapkan remaja dapat lebih mampu melaksanakan sekolah secara daring dengan lebih baik secara teknis pengerjaan tugas maupun psikologis. 

Selain itu, sharing session juga diberikan. Hal ini bertujuan untuk membantu remaja agar lebih dapat mengepresikan dirinya dan mengerti masalah yang mereka hadapi, sehingga remaja merasa tidak sendiri dan dapat saling memberikan support. Sejak awal sebelum pemberian materi dan sesudah, komunikasi dan controlling via Grup WhatssApp terus dilakukan.

Dokumen Pribadi. Pelaksanaan Psikoedukasi

Selain sekolah daring, adanya covid-19 juga berpengaruh pada kegiatan sehari-hari, dimana masyarakat dihimbau untuk mematuhi protokol kesehatan yang ada guna adaptasi kebiasaan baru. Meski telah dihimbau, namun masyarakat Kebumen khususnya masih kurang mematuhi. Hal ini dilihat sejak sebulan terakhir, kenaikan kasus positif semakin tinggi hingga 12 kasus positif dalam satu hari. 

Guna membantu meningkatkan kesadaran masyarakat, psikoedukasi terkait adaptasi kebiasaan baru dilakukan melalui sosialisasi pada beberapa desa di Gombong seperti Desa Patemon, Gombong, Wonokriyo, dan juga Bendungan. 

Selain itu, media poster dan pembagian tempat cuci tangan juga diberikan di beberapa titik umum di Desa Patemon guna mengajak langsung warga untuk mematuhi protokol kesehatan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline