Lihat ke Halaman Asli

Hedonisme, Bikin Hepi atau Rugi?

Diperbarui: 15 Oktober 2016   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. sumber: aqclothes.com

Hedon. Kata ini pasti sudah tidak asing bagi Anda, kan? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hedonisme adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. 

Di kota-kota besar, hedonisme bukan hanya sekedar pandangan, tetapi telah menjadi gaya hidup. Kaum hedonis lebih memillih untuk shopping barang-barang branded, makan di restoran berbintang, clubbing, dan kegiatan lain yang serba mewah dan eksklusif. Pokoknya, setiap hari harus hepi-hepi terus.

Gaya hidup hedonis dipandang sebagai wujud dari keberanian dan kebebasan. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja yang masih dalam fase pencarian jati diri supaya dapat diakui oleh teman-teman sepergaulannya. Kaum hedonis bergaul dengan yang sesama hedonis pula, karena mereka memperhitungkan untung rugi yang akan diterima ketika berinteraksi dengan orang lain. Karena itu, hedonisme menciptakan kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin.

sumber: http://club-epsilon.com/night-club-clubbing-jobs-abroad-2/

“Bodo amat sama orang lain. Yang penting gua bahagia.”

Begitulah pemikiran kaum hedonis. Mereka cenderung apatis dengan lingkungan sekitarnya. Misalnya, Mawar lebih memilih untuk membeli lipstik di mall seharga Rp 350.000,- daripada menyumbangkan baju bekas untuk korban bencana.

Kaum hedonis juga konsumtif. Semakin banyak barang yang dibeli, mereka semakin senang. Apalagi jika sedang musim diskon, mereka pasti kalap dan berlomba-lomba untuk membeli barang diskonan. Padahal, untuk apa membeli banyak barang apabila tidak digunakan? Such a waste. Apalagi kaum hedonis yang gemar clubbing tiap akhir pekan. Tak dapat dibayangkan berapa banyak uang yang telah dihambur-hamburkan.

Untuk memenuhi gaya hidupnya, tentu kaum hedonis memerlukan uang dalam jumlah yang tidak sedikit, dalam artian materialistis. Mereka akan menempuh berbagai cara supaya bisa mendapatkan banyak uang, bahkan cara yang tidak halal sekalipun yang berujung pada kegiatan kriminal ataupun prostitusi.

Semuanya kembali ke pribadi masing-masing. Semua orang bebas memilih gaya hidupnya. Namun, lebih baik gaya hidup hedonisme ini dihindari karena akan merugikan diri sendiri. Berikut ini tips untuk membentengi diri sendiri dari hedonisme.

Hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan bukan berarti tidak mampu, tetapi menjaga diri dari keserakahan. Hidup sederhana tidak perlu bermewah-mewah, yang penting berkecukupan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Pernah dengar pepatah "Bahagia itu sederhana"? Ya, bahagia memang sesederhana pepatah tersebut.

Meningkatkan iman kepada Tuhan. Selalu bersyukur kepada Tuhan atas semua hal yang kamu miliki dalam hidup dan berpasrah kepada kehendak-Nya. Niscaya, kamu akan diberi hati yang tangguh agar tidak mudah iri dengan orang lain.

Kalimat motivasi dari Ronald Reagan untuk menjalani hidup sederhana (sumber: azquotes.com)

Buat skala priotitas. Agar kamu tidak menjadi pribadi yang konsumtif, buatlah skala prioritas tentang barang-barang yang kamu butuhkan. Mulai dari barang yang sangat dibutuhkan (barang primer), sampai dengan barang yang keberadaanya optional (barang tersier).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline