Lihat ke Halaman Asli

Teguh Gumilang, Sosok Petani di Era Millenials

Diperbarui: 15 Mei 2019   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sukabumi-Siapa sangka menjadi petani tak selalu tentang kotor-kotoran, menjadi petani juga bisa menggunakan dasi, memanfaatkan teknologi, berinovasi bahkan hingga di datangi tourist dari luar negeri. Teguh gumilang sosok petani milenials founder akademik bioflok dan gumilang farm akan membuktikan hal tersebut dan siap menginspirasi milenials untuk berani bertani. 

Teguh gumilang founder gumilang farm dan akademik bioflok, pria tiga puluh satu tahun asal sukabumi lulusan teknik mesin dan biosistem institut pertanian bogor dua ribu tujuh ini berhasil mengembangkan sistem bioflok pada usaha budidaya air tawar yang ia tekuni sejak tahun 2008 . Gumilang farm ialah usaha budidaya air tawar yang teguh miliki, omzet yang teguh dapatkan dari usahanya ini sudah mencapai ratusan juta rupiah.

Berawal dari keisengannya ia memutuskan untuk mulai merintis budidaya air tawarnya ini seiring berjalannya waktu teguh mulai meyakini bahwa dunia inilah yang menjadi passion-nya dan berusaha untuk menekuninya. 

Selain itu, ia juga memiliki keinginan kuat untuk mengaplikasikan apa yang ia dapat di bangku kuliah. Jika dulu ia hanya memiliki satu kolam dan menjalankan usahanya hanya dengan sistem jual jasa dengan pengusaha lain, kini ia memiliki dua puluh hingga tiga puluhan kolam di tiga titik disukabumi dan beberapa kolam di Kota jambi.

Fakta yang menyebutkan bahwa kini pasokan perikanan tangkap atau laut mengalami banyak penurunan baik karena penangkapan itu sendiri kerusakan ekosistem dan faktor lainnya sedangkan kebutuhan protein masyarakat disupply secara besar-besaran oleh perikanan laut hal ini membuat teguh berpikir bahwa budidaya air tawar khususnya dengan teknik bioflok menjadi salah satu solusi terbaik untuk memenuhi besarnya kebutuhan protein masyarakat.

 Ketika banyak orang melirik profesi petani dengan sebelah mata, teguh berhasil membuktikan bahwa menjadi petani tidak seburuk seperti yang orang lihat. Bahkan kini, istilah petani berdasi sudah tak asing ditelinga kita. 

Hal inilah yang kini juga sedang teguh galakan untuk memberikan pengertian kepada kaum millenials yang enggan bercita-cita menjadi seorang petani menjadi lebih berani bertani.

Selain menekuni usaha budidaya air tawarnya, teguh juga aktif berbagi ilmunya dengan siapapun yang ingin belajar, baik warga sekitar, warga indonesia bahkan dari luar negeri hingga saat ini peserta dari tujuh negara pernah berkunjung ke indonesia untuk mempelajari teknik bioflok yang teguh kembangkan untuk dibawa dan dikembangkan dinegaranya masing-masing. 

Rasa bangga ketika melihat indonesia diakui oleh luar negeri yang teguh rasakan ini beriringan dengan rasa miris ketika orang luar negeri berbondong-bondong mempelajari teknik ini sedang warga indonesia masih ragu bahkan enggan mempelajarinya.

 Selain dengan datang dan mengikuti kegiatan pelatihan secara langsung, setiap orang yang ingin belajar teknik bioflok ini juga bisa melakukan pelatihan secara online tidak ada perbedaan secara materi yang disampaikan baik online maupun datang langsung karena pelatihan online ini dilengkapi dengan e-book berbagai video praktik serta akses konsultasi seumur hidup.

Teguh mengaku bahwa hingga saat ini antusias warga indonesia masih dibawah antusias dari luar negeri. Selain mengadakan workshop atau pelatihan berbayar, teguh juga aktif berbagi ilmunya ke panti asuhan, rumah tahfidz bahkan saat ini terdapat tiga pesantren yang berada dibawah bimbingannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline