Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik secara emosi, tubu, pola, perilaku, dan juga penuh dengan rasa keingintahuan yang cukup besar. Di usia remaja, seseorang cenderung ingin tahu akan banyak hal hingga terkadang akan mencoba berbagai macam hal, baik itu yang positif maupun negatif tanpa memikirkan konsekuensi kedepannya. Salah satu hal yang sering dilakukan oleh kebanyakan remaja saat ini adalah merokok. Terdapat beberapa faktor penyebab para remaja mulai merokok yaitu adanya ajakan dari teman, rasa keingintahuan yang besar terhadap merokok, status sosial ekonomi yang rendah dan dorongan dari lingkungan sekitar. Selain itu para remaja juga merokok akibat dari kurangnya pemahaman mereka terhadap bahaya dari merokok.
Menurut Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2003 rokok sendiri merupakan hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Sedangkan merokok merupakan kegiatan menghisap bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh. Pada tahun 2018 menunjukan bahwa prevalensi remaja usia 16-19 tahun yang merokok 20,5%. Usia merokok pada remaja di Indonesia sekarang adalah usia mulai merokok semakin muda (dini). Perokok pemula usia 10-14 tahun meningkat lebih dari 100% dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun (Gobel, et al., .2020). Oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan kesadaran akan bahaya merokok terhadap remaja.
Merokok merupakan kebiasaan umum di kalangan masyarakat termasuk pada remaja. Faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja adalah faktor lingkungan serta kurangnya pengetahuan remaja tentang dampak dari merokok. Meningkatnya perilaku merokok di kalangan remaja semakin mengkhawatirkan, karena seperti yang kita ketahui bahwa rokok sangat berbahaya terutama bagi kesehatan. Rokok sendiri dapat membuat pecandunya menderita berbagai penyakit. World Health Organization telah menyatakan lebih dari 427.984 orang meninggal per tahun karena merokok atau tercatat sekitar 1127 orang meninggal setiap harinya karena penyakit yang disebabkan oleh rokok (Fadilah, et al., 2020).
Saat ini, meski sudah mengetahui dampak dan bahaya dari rokok, pada kenyataannya masih banyak sekali orang yang merokok dan tidak menghiraukan berbagai macam risiko kesehatan yang bahkan sudah tertulis jelas di setiap bungkus rokok. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa sebanyak 80% dari total perokok di Indonesia sudah mulai merokok sejak masih berusia di bawah 19 tahun. Kelompok usia dengan jumlah perokok terbanyak adalah 15-19 tahun, disusul oleh kelompok usia 10-14 tahun di urutan kedua. Padahal dampak rokok bagi anak- anak dan remaja nyatanya sangat serius, bahkan dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus.
Dilansir dari hallosehat.com berikut merupakan beberapa dampak yang ditimbulkan jika seseorang merokok sejak usia remaja.
1. Paru-paru berhenti berkembang
Memulai kebiasaan merokok terlalu dini sangat berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru. Rokok menyebabkan gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan pada anak-anak dan remaja yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kronis saat mereka beranjak dewasa. Contohnya akan timbul penyakit yang sering dikenal dengan nama PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik). Saat kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja berhasil dihentikan, ada kemungkinan paru-paru mereka dapat kembali berkembang. Namun, sebuah riset menyatakan bahwa jika seorang anak merokok selama 20 hari, maka dampak buruk terhadap paru-parunya sama seperti seseorang yang telah merokok 40 tahun dan ia pun lebih berisiko menderita kanker paru-paru. Hal ini dikarenakan banyaknya kandungan berbahaya yang terkandung di dalam rokok.
2. Gejala penyakit jantung dan pembuluh darah
Tak hanya menghentikan perkembangan paru-paru, merokok pada usia remaja juga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem peredaran darah yang akan berangsur semakin parah saat ia tumbuh dewasa. Ketika ia memasuki usia dewasa, bukan tidak mungkin berbagai penyakit dapat terbentuk, seperti penyakit jantung koroner yang risiko terkenanya 2-4 kali, aterosklerosis, gagal jantung, serangan jantung, hingga storke. Penyakit-penyakit ini adalah penyebab utama dari kematian muda yang cukup tinggi yang terjadi di seluruh dunia. Penelitian terhadap 20 juta orang selama beberapa tahun menunjukkan terjadi peningkatan terhadap penyakit jantung koroner (PKJ) pada orang yang aktif merokok sebesar 70% dibanding orang yang tidak merokok.
3. Kerusakan gigi
Merokok adalah penyebab utama dari gangguan kesehatan gigi dan mulut. Hampir setengah dari infeksi yang terjadi di mulut terjadi kepada para perokok aktif dengan renjang usia di bawah 30 tahun. Sebuah riset juga membuktikan hal yang sama, yaitu perokok aktif yang berusia sangat muda memiliki lebih banyak karies, plak, serta berbagai infeksi gusi dan mulut dibandingkan anak seusianya yang tidak merokok