Kemenag: Tokoh Agama Berperan Sentral Capai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Badung, Bimas Islam -- Tokoh agama di Indonesia berperan sentral dan fundamental dalam pencapaian Sustainable Development Goals/SDGs (Tujuan pembangunan berkelanjutan). Target SDGs juga sejalan dengan tujuan pembangunan nasional dan amanat konstitusi Indonesia.
Demikian disampaikan Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin dalam International Partnership on Religion and Sustainable Development (PaRD) Annual Forum on Religion and Sustainable Development 2022 di Badung, Bali, Selasa (1/11/22). Forum internasional ini dihadiri 145 peserta dari 50 negara dan organisasi keagamaan seluruh dunia.
"Dalam pencapaian SDGs, tokoh agama berperan sangat fundamental, instrumental, dan sentral. Masyarakat Indonesia yang relijius menjadikan tokoh agama sebagai teladan sekaligus rujukan dalam bersikap," ungkap Dirjen.
Dirjen mencontohkan, keberhasilan tokoh agama dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional bidang kemanusiaan terwujud dalam program Keluarga Berencana (KB). Penolakan sebagian masyarakat terhadap KB mampu diminimalisir dengan kehadiran tokoh agama dengan pemahaman agama di masyarakat.
"Begitu pula dalam hal kesetaraan gender, penanganan pandemi Covid-19, penurunan stunting, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan," sambungnya.
Dirjen menambahkan, Pemerintah Indonesia melalui Kemenag memiliki 50.262 Penyuluh Agama Islam yang tersebar di seluruh Indonesia. Penyuluh merupakan tokoh agama yang secara rutin menyampaikan bimbingan keagamaan dan kebangsaan kepada masyarakat.
"Penyuluh Agama juga menjadi instrumen dalam menyampaikan berbagai program pemerintah dengan bahasa agama. Mereka merupakan tokoh yang disegani sekaligus dirujuk di komunitasnya," tambah Guru Besar Ilmu Hadis UIN Alauddin Makassar ini.
Tokoh agama, pungkas Dirjen, juga berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui edukasi zakat dan wakaf. Edukasi berdampak signifikan dalam pencapaian zakat dan wakaf sebagai instrumen peningkatan kesejahteraan.
"Puluhan bahkan ratusan juta masyarakat Indonesia mendapatkan manfaat zakat dan wakaf. Termasuk mereka yang berhasil mengubah taraf hidup dari penerima zakat (mustahik) menjadi pemberi zakat (muzakki)," pungkasnya.
Hadir mendampingi Dirjen, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Adib, Kasubdit Kemasjidan Ditjen Bimas Islam, Akmal Salim Ruhana, dan Kasubdit Kemitraan Umat Islam Ditjen Bimas Islam, Ali Sibromalisi. PaRD Annual Forum dihelat di Bali pada 31 Oktober - 3 November 2022 dengan menghadirkan puluhan pembicara dari berbagai negara.
(Pirman)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H