Lihat ke Halaman Asli

Mycapturer

Pers Mycapturer

Kemenag Hadir Beri Layanan Keagamaan di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Diperbarui: 11 Mei 2022   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bimasislam.kemenag.go.id

Jakarta, Bimas Islam --- Sub Direktorat Dakwah dan Hari Besar Islam (HBI) Direktorat Penerangan Agama Islam Bimas Islam Kemenag sedang menjalankan program pengiriman dai ke wilayah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal) pada tahun 2022 ini.
Program ini sebagai wujud kehadiran Kemenag RI dalam memberikan layanan keagamaan di perbatasan Indonesia-Malaysia. Program pengiriman dai ini fokus dilaksanakan di wilayah perbatasan yakni di Kecamatan Sajingan Besar dan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Analis Kebijakan Ahli Muda Subdit Dakwah dan HBI Subhan Nur mengatakan, keputusan untuk menjalankan program di dua kecamatan di Sambas itu berdasarkan hasil pendataan atau peta dakwah yang dilakukan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Kalimantan Barat.

Hasil pendataan itu menyebutkan, rata-rata masyarakat Paloh dan Sajingan Besar adalah mualaf yang memiliki pengetahuan keagamaan sangat minim. Bahkan, kata Subhan, para mualaf di sana akan sangat rentan untuk kembali ke aliran kepercayaan semula, sehingga diperlukan bimbingan keagamaan yang intensif.

Subhan mengatakan, penduduk di Kecamatan Paloh sebagian besar adalah Muslim. Namun karena lokasinya berada di kawasan pesisir pantai dan jauh dari perkotaan, sehingga para dai belum sampai menginjakkan kakinya di sana.

"Sehingga Kemenag mencoba hadir memberikan layanan, bimbingan keagamaan kepada masyarkaat Islam yang ada di dua kecamatan tersebut melalui program pengiriman dai," ungkap Subhan dalam Obsesi Spesial Ramadan Episode #133, di Desa Temajuk, Paloh, Sambas, Kalbar, pada 21 April 2022 lalu, ditayangkan di Youtube Bimas Islam TV, pada Kamis (28/4/2022).

Selama lebih dari 20 hari, program tersebut telah dijalankan. Subhan mengaku telah menyaksikan betapa masyarakat di sana sangat antusias dan merespons positif dari adanya program pengiriman delapan dari Kemenag ini.

"Bahkan perangkat desa, mulai dari Babinsa, kepala dusun, kepala suku, ketua DKM, semua sama-sama mendukung dari program dakwah dan bimbingan keagamaan Islam di wilayah perbatasan ini melalui para dai. Baru ada delapan dai yang dihadirkan di wilayah perbatasan," ungkap Subhan.

Ia berharap, ke depan, akan bisa memberikan layanan keagamaan yang lebih luas dengan tenaga yang lebih banyak lagi. Untuk mewujudkan hal tersebut, Subhan mengharapkan dukungan dari berbagai pihak.

"Memang ini salah satu bukti nyata layanan yang langsung menyentuh masyarakat. Kita langsung door to door kepada masyarakat untuk sama-sama mengajak mereka belajar Islam, salat, mempelajari pengenalan huruf Al-Quran, luar biasa sekali saya menyaksikan begitu dinamis kegiatan para dai di kawasan perbatasan ini," katanya.

Berbagai kegiatan dilakukan dilakukan sehingga muncul Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) yang baru, kultum Ramadan yang semarak, bahkan para warga yang meskipun memiliki jarak rumah yang berjauhan mereka tetap hadir untuk mendengarkan kuliah subuh.

"Mereka banyak yang hadir, bahkan kaum ibu merindukan kehadiran dai perbatasan. Alhamdulillah ini bisa berjalan dengan baik," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline