Lihat ke Halaman Asli

Farhad Shameel Abdullah

TO BE AN IRRATIONAL MODE

Kelabu dalam Gelisah

Diperbarui: 5 Agustus 2020   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ku bacakan ini bukan sebagai pengungkap perasaan
retorikanya lebih kasar dari biasanya
ku bacakan bukan untuk merayu
apalagi untuk menertawakan keadaan
ku bacakan ini karena ku terbangun dan sulit untuk tak peduli

jangan hiraukan jika bukan bagian dari penolakan
beritanya berbeda dari apa yang ada semalam
jika semalam ku bisa bersendawa dengan Einstein yang pelupa
tetapi hari telah berganti dan beritanya pun telah berganti

kabarnya pendidikan ku terancam
kabarnya surat telah disebar hingga banyak yang terganggu
ku dengar sendiri kalau sudah banyak yang tau kalau esok akan berbeda
mereka semua mungkin sama sepertiku
tetapi masih di hari yang sama ku lupa bahwa aku sendiri

biasanya ku mulai dengan sesuatu yang lebih manis
biasanya sarapanku tak terganggu dengan segala penolakan
rutinitiasku sudah tak sesibuk dulu
beritanya bahwa harus bekerja lebih keras jika ingin bersuara

ku lihat penolakannya sudah bermuara di serambi depan
bahkan tak ku duga banyak suara yang luruh dari kerumunan
terdengar teriakan "jangan biarkan kami tak berpendidikan"
dengan suara lirih ku berkata "bahkan diriku takut jika kalian tak bersuara"
bahkan ketakutanku lebih suka jika tak ada yang mendengarnya

di awal ku bilang jika ku tak sanggup untuk tidak peduli
namun dengan banyaknya suara penolakan
berita yang ku dengar jika angin tak berpihak
ku lebih baik tidur kembali dengan keadaan tak berbudaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline