Oleh: Daniz Ziannanda dan Shalwa Nadhira Putri
Email: danizziannanda10@gmail.com, shalwanadhiraputri@gmail.com
Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, Universitas Pamulang
Secara umum, rasisme adalah kepercayaan bahwa perbedaan antara berbagai individu atau kelompok ras manusia akan menentukan pencapaian budaya. Paham rasisme menganggap bahwa beberapa ras pada dasarnya lebih unggul daripada ras yang lain. Paham ini menyangkal suatu kesetaraan manusia dan menyangkutpautkan kemampuan dengan komposisi fisik. Pancasila secara keseluruhan menentang segala bentuk rasisme, karena nilai-nilainya mengedepankan persatuan, kemanusiaan, dan keadilan. Berikut adalah bagaimana tiap sila Pancasila berhubungan dengan isu rasisme.
Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa: Sila ini mengajarkan penghormatan tehadap perbedaan keyakinan. Semua manusia diciptakan setara di hadapan Tuhan tanpa memandang suku, ras, atau warna kulit untuk memeluk agama dan kepercayaan yang diyakinkan. Prinsip ini medorong kita untuk menghargai perbedaan dan menolak segala bentuk diskriminasi, termasuk rasisme. Ketuhanan yang Maha Esa mengajarkan toleransi dan menghormati kemanusiaan, sehingga setiap individu memiliki hak yang sama untuk dihargai. Rasisme bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, yang menempatkan kesetaraan dan persaudaraan sebagai fondasi bangsa.
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menekankan petingnya perlakuan yang adil terhadap setiap manusia, tanpa memandang ras atau etnis. Rasisme melanggar niali-nilai kemanusiaan karena mengabaikan martabat dan hak asasi setiap individu. Kemanusiaan yang beradab berarti menjunjung tinggi kesetaraan dan menghargai perbedaan. Setiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang setara dan penuh hormat. Melawan rasisme adalah baian dari menjaga keadilan sosial dan menciptakan masyarakat yang beradab dan inklusif.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia: Sila ini menegaskan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, ras, dan budaya yang harus bersatu. Rasisme merusak persatuan dengan menciptakan perpecahan di antara kelompok-kelompok masyarakat. Persatuan Indonesia berarti semua perbedaan dihargai dan dianggap sebagai kekayaan bangsa. Dalam sila ini, kita juga mengajak untuk menghindari diskriminasi dan merangkul keragaman. Dengan menghapus rasisme, kita dapat memperkuat persatuan dan menjaga harmoni dalam kehidupan berbangsa. Perstauan hanya bisa dicapai jika semua diperlakukan setara.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Dalam sila ini menekankan pentingnya musyawarah untuk mencapai mufakat tanpa memandang perbedaan ras. Dalam proses pengambilan keputusan, semua suar, tanpa diskriminasi, harus didengarkan dan dihargai. Rasisme bertentangan dengan prinsip ini karena mengesampingkan sebagian kelompok. Kebijaksanaan lahir dari kesetaraan, dimana setiap warga negara punya hak yang sama untuk berpartisipasi. Sila ini mengajarkan kita untuk menolak diskriminasi rasial dan menjunjung demokrasi yang iklusif. Persatuan tumbuh dari kebijaksanaan yang menghormati semua pihak.
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Sila ini menegaskan bahwa keadilan harus dirasakan oleh semua, tanpa memandang ras atau etnis. Rasisme merusak prinsip keadilan sosial dengan menciptakan kesenjangan dan diskriminasi. Setiap warga negara berhak mendapatkan hak yang sama, baik dalam kesempatan ekonomi, pendidikan, maupun hukum. Sila ini menuntut perlakuan adil dan merata bagi semua lapisan masyarakat. Menghapus rasisme adalah langkah penting untuk mencapai kesejahteraan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial hanya tercapai jika semua perbedaan dihargai tanpa diskriminasi.
Pancasila berfungsi sebagai pedoman utama dalam membangun masyarakat yang adil dan beradab, sekaligus menolak segala bentuk rasisme. Pancasila mengajak kita untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan dengan mengedepankan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan sosial. Rasisme tidak hanya merusak persatuan bangsa, tetapi juga melanggar hak asasi manusia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan lingkungan yang dimana setiap individu merasa dihargai dan diberdayakan. Mari bersama-sama menjadikan pancasila sebagai alat untuk memerangi easisme dan membangun Indonesia yang harmonis, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyat.
Referensi: