Lihat ke Halaman Asli

Uang Digital di Pasar Tradisional

Diperbarui: 9 Agustus 2022   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi yang sudah berumur 2 tahun ini membawa beberapa kemajuan, salah satunya dibidang perekonomian dengan wujud uang digital. Pandemi yang mengharuskan untuk mengurangi segala kontak fisik membuat masyarakat mau tidak mau mengurangi pemakaian uang tunai. Hal ini lah yang menyebabkan beberapa penjual membuat pilihan pembayaran non tunai termasuk pasar tradisional.

Uang digital mungkin sudah tidak asing bagi beberapa orang. Dunia ini semakin modern dan canggih disegala bidang tak terkecuali untuk uang. Peranan uang tunai telah tergantikan oleh uang digital sebagai tanda kemajuan teknologi di Indonesia. 

Cara bayar yang mudah membuat banyak orang lebih sering menggunakan uang digital sebagai pembayaran daripada uang tunai. Hal ini didukung dengan banyaknya uang digital yang merajalela di masyarakat seperti Dana, Shopeepay, Gopay, Qris, dan lain-lain. Tentu hal ini membuat banyak masyarakat yang senang karena dimudahkan dengan kemajuan teknologi ini.

Pembayaran non tunai ini telah dilakukan oleh salah satu pasar tradisional di Jogja, yaitu Pasar Kranggan. Di dalam Pasar Kranggan ini alat pembayaran non tunai yang digunakan adalah QRIS. Cara penggunaannya pun cukup mudah. 

Pembeli hanya perlu men-scan kode QR Code yang tertera di kios penjual dan menuliskan total nominal yang harus dibayar. Lalu menyelesaikannya dengan keamanan aplikasi yaitu pin. Setelah itu uang akan masuk ke dalam rekening penjual dan transaksi berhasil.

Berdasarkan fakta dilapangan dalam hal ini bagi para pedagang di pasar sangat diuntung dengan alat pembayaran digital ini. Kebetulan ada pedagang sayur yg menggunakan fasilitas pembayaranya non tunai dengan kode qris. Disamping praktis dan efisien, dengan kode qris para pembeli yg bertransaksi bisa dengan mudah membayar belanjaanya. 

Uang bisa langsung masuk ke rekening para pedagang secara langsung dan real time. Dan juga menimalisir kontak fisik dengan para pembeli, yg notabene menghambat penyebaran virus corona. Dari proses pembuatan kode qris yg langsung dari pihak bank tanpa ribet, malah langsung jemput bola kepada para pedagang pasar. Adapun bank yg memfasilitasi adalah bank BPD dan Bank BCA.

Peranan uang tunai telah tergantikan oleh uang digital di era pandemi. Kemajuan ini didukung dengan banyaknya alat-alat pembayaran non tunai seperti Dana, Shopeepay, Gopay, Ovo, Qris, dan lain-lain. Tentunya banyak masyarakat yang terbantu, namun pembayaran nontunai jarang ditemui di pasar tradisional. Perbankan sudah mengupayakan agar pembayaran dapat terlaksana dengan baik di pasar tradisional. 

Namun pembeli tetap banyak yang masih menggunakan pembayaran tunai. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan masyarakat yang berbelanja di pasar merupakan ibu-ibu dan orang tua yang mungkin masih mengalami kesulitan dalam menggunakan pembayaran non tunai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline