Lihat ke Halaman Asli

Joel Natama

Siswa - Kolese Kanisius

Dilema Sepeda Motor di Indonesia: Antara Keuntungan, Tantangan, dan Solusi

Diperbarui: 27 April 2024   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemacetan di Jakarta. Sumber: unsplash.com

Menurut Badan Pusat Statistik (2022), Indonesia memiliki jumlah kendaraan bermotor sebanyak 148.216.817 unit kendaraan bermotor, dengan jumlah sepeda motor sebanyak 125.305.332 unit (84,5% dari jumlah seluruh kendaraan bermotor). Dengan besarnya jumlah kendaraan di Indonesia, Indonesia menduduki urutan kedua sebagai produsen kendaraan bermotor terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2022 (sumber: International Organization of Motor Vehicle Manufacturers). Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sepeda motor menjadi kendaraan yang paling banyak dipakai oleh warga Indonesia.

Poster Statistik Produsen Kendaraan Bermotor tahun 2022. Sumber: indonesiabaik.id

Maraknya penggunaan sepeda motor tentunya dilatarbelakangi oleh banyak alasan. Sepeda motor memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan setiap hari oleh ratusan juta warga Indonesia. 

Harga sepeda motor sangatlah terjangkau. Salah satu penyebab sepeda motor sering digunakan adalah karena harganya yang relatif murah. Hal ini membuatnya lebih terjangkau untuk sebagian besar kalangan, dengan penggunaan bahan bakar dan biaya operasional yang relatif hemat. Sekretaris Umum Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) Hari Budianto (2022), mengatakan bahwa kendaraan bermotor membutuhkan rata-rata butuh 2 liter atau Rp 20.000 per hari (dengan Pertalite Rp 10.000 per liter). Apabila dikalikan setahun, biaya untuk bensin kurang lebih mencapai Rp 5.200.000. Dengan rata-rata gaji Rp3,18 juta per bulan (BPS, 2023), biaya operasional kendaraan bermotor tergolong murah, dengan hanya mengambil Rp433.334 saja per bulannya. Namun sebaliknya, coba kita hitung berapa banyak konsumsi BBM yang terpakai oleh sepeda motor jika dikaitkan dengan pencemaran lingkungan yang diakibatkannya. Benar sekali, sepeda motor jika dihitung pemakaian BBM rata-rata per hari ternyata menghabiskan lebih banyak BBM dibandingkan dengan kendaraan bermotor lainnya.

Selain itu, kepemilikan sepeda motor dipermudah melalui pemberian kredit dari dealer atau lembaga pembiayaan. Menurut Susantono (2014), seseorang hanya dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dapat diberikan kemudahan kredit kepemilikan kendaraan bermotor. Hal ini membuat motor menarik bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Iklim dan letak geografis Indonesia juga menjadi faktor pendukung maraknya sepeda motor. Dengan Indonesia sebagai negara tropis, penggunaan sepeda motor akan jauh lebih berguna dibandingkan dengan negara-negara subtropis dan beriklim dingin. Hal yang sama dapat dilihat di negara-negara seperti Thailand, Kamboja, Vietnam dan lainnya.

Sepeda motor juga memiliki banyak varian dan model yang dapat dibeli oleh berbagai lapisan warga. Varian sepeda motor seperti motor balap menjadi salah satu daya tarik bagi kaum muda dan pelajar. Sosial media juga memiliki pengaruh penting terhadap perkembangan tren sepeda motor, seperti modifikasi motor, komunitas motor dan lainnya.

Dengan cara mengoperasikannya yang mudah dan murah, tidak heran bahwa banyak pengendara sepeda motor di bawah umur tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM) dan KTP. Tetapi hal ini menjadi salah satu penyumbang angka kecelakaan terbesar. Menurut data Integrated Road Safety Management System (IRSMS) Korlantas POLRI, pada tahun 2016, sepeda motor menyumbang 72% angka kecelakaan dari seluruh jenis kendaraan bermotor. Menurut Mohammad Rizal Wasal, Direktur Prasarana Transportasi Jalan Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan Darat (2021), terdapat 100.028 kasus kecelakaan sepeda motor pada rentang usia 10 sampai 29 tahun. Ia juga mengatakan 80.641 pelajar SMA telah menjadi korban, dengan 17.699 kasus pelajar SMP dan 12.557 korban jiwa pelajar SD.

Tewasnya pelajar SMA usai bertabrakan dengan truk di Garut. Sumber: Okezone News, 2023

Banyaknya permintaan atas sepeda motor karena harganya yang murah juga memicu kenaikan kriminalitas, khususnya tindak pidana pencurian, perampasan dan pembegalan yang sering kita dengar atau saksikan di sekitar kita. Tingginya permintaan atas sepeda motor dan onderdil membuat kejahatan tersebut seperti kisah tidak yang tidak akan berakhir karena terjadi terus-menerus. Bahkan dengan kuantitas dan kualitas, kejahatan yang terus saja meningkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline