Saya ingin lari. Lari ke dunia imajiner, dunia tanpa lara. Dimana tidak terdengar banyang-bayang tangis orang-orang yang meringis.
Hanya ada saya dan kamu.
Angin di tempat itu menghapus duka kita. Kemudian, kita rangkai detik dengan tawa berujung senja. Kita warnai hujan dengan warna-warna pastel. Di sana, kita berbahagia tanpa sebab.
Jangan kamu tutup layarnya!
Karena saya akan terbangun dari fantasi yang begitu klise ini. Saya penuh luka, dan angin hanya akan menusuk lebih dalam.
Karena di dunia nyata
bulan retak, senja dilupakan di antara deru dan asap, dan hujan hanyalah untuk dikeluhkan.
Di sini
saya terseret arus waktu. Terombang-ambing.
Dan penuh tangis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H