Lihat ke Halaman Asli

Dunia Imajiner

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saya ingin lari. Lari ke dunia imajiner, dunia tanpa lara. Dimana tidak terdengar banyang-bayang tangis orang-orang yang meringis.

Hanya ada saya dan kamu.

Angin di tempat itu menghapus duka kita. Kemudian, kita rangkai detik dengan tawa berujung senja. Kita warnai hujan dengan warna-warna pastel. Di sana, kita berbahagia tanpa sebab.

Jangan kamu tutup layarnya!

Karena saya akan terbangun dari fantasi yang begitu klise ini. Saya penuh luka, dan angin hanya akan menusuk lebih dalam.

Karena di dunia nyata
bulan retak, senja dilupakan di antara deru dan asap, dan hujan hanyalah untuk dikeluhkan.

Di sini
saya terseret arus waktu. Terombang-ambing.
Dan penuh tangis.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline