Pabrik tepung tapioka yang berlokasi di desa Tajug, Siman, Ponorogo banyak mendapat keluhan dari warga setempat. Lantaran limbah ampas hasil pengolahan singkong yang dihasilkan sering mengeluarkan bau yang tidak sedap. Bau tak sedap tersebut sering tercium meskipun jauh dari lokasi pabrik. Hal ini jelas merupakan pencemaran udara dan dapat membahayakan kesehatan masyarakat sekitar, terutama warga yang tinggal di sekitar lokasi pabrik. Banyak warga yang sudah melaporkan permasalahan ini ke aparat kepolisian agar dapat ditelusuri lebih lanjut dari mana asal bau tersebut.
Menurut Gulang Winarno, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo terkait bau tersebut disebabkan karena pabrik baru awal berproduksi. Menurut keterangannya, pengolahan limbah dilakukan secara biologis dan memerlukan mikroorganisme untuk prosesnya. Dengan adanya mikroorganisme yang mulai hidup dan gas metan mulai terbentuk, muncul lah bau yang menyengat tersebut. Jika proses sudah mulai berjalan seiring waktu, maka baunya akan mulai berkurang (Gemasuryafm.com 29/7/2023).
Gulang juga menambahkan sesuai informasi dari manajemen pabrik bahwa biasanya pabrik hanya memproduksi maksimal 250 ton singkong. Pabrik yang berada di Dolopo, Madiun ternyata mengalami kerusakan alhasil pengolahan tepung tapioka dialihkan ke PT. Budi Starch & Sweetener, Tbk. Desa Tajug, Siman, Ponorogo (NewsPatroli.com 29/7/2023).
"Tapi ini mesin di pabrik tepung Dolopo, Madiun sudah berjalan baik. Sehingga sudah berjalan normal dan insyaAllah bau yang menyengat akan segera turun." Tuturnya.
Bertambahnya daya beli masyarakat terhadap produk tepung menyebabkan peningkatan produksi limbah singkong yang tidak terkendali. Apalagi jika industri-industri yang tak bisa mengolah limbah dengan baik dan benar, limbah tersebut hanya akan menumpuk dan menimbulkan bau busuk yang dapat mengganggu kenyamanan warga. Lalu bagaimana cara untuk pengolahannya?
Seperti contohnya adalah onggok. Onggok adalah limbah padat hasil produksi dari pembuatan tepung tapioka. Onggok inilah yang menyebabkan munculnya sumber bau busuk tersebut dikarenakan sudah lama menumpuk dan tidak segera diolah. Meskipun dianggap sebagai limbah, namun onggok ini justru menjadi salah satu pilihan pakan ternak yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi (Tanami.co.id 25/1/2024).
Onggok mempunyai kandungan serat yang tinggi dan dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan, sehingga dapat dijadikan sebagai pakan alternatif untuk usaha peternakan dan perikanan. Fermentasi onggok oleh Aspergillus niger dapat meningkatkan kandungan protein dan asam lemak volatil sehingga memberikan nilai manfaat sebagai bahan pakan ternak. Dengan penerapan teknologi fermentasi pada limbah tapioka atau onggok, kandungan proteinnya dapat ditingkatkan dan menjadi bahan pakan yang lebih berkualitas.
Masyarakat Indonesia memang banyak yang menggunakan bahan baku tepung sebagai kebutuhan dalam memasak. Oleh karena itu, jika hasil limbah hasil pabrik tepung tidak diolah dengan baik dan benar, maka dapat mengganggu kenyamanan warga yang tinggal di dekat pabrik. Seharusnya pihak pabrik harus mempertimbangkan kembali terkait bagaimana cara pengolahan yang baik dan benar agar limbah ampas singkong aman untuk dibuang. Apakah digunakan sebagai pupuk tanaman atau pakan ternak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H